Teknologi Aerospace di Indonesia Berkembang, Honeywell Kuasai 80 Persen Pasar
Konglomerasi multinasional asal Amerika Serikat Honeywell memegang 80 persen pasar aerospace di Indonesia
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Deodatus Pradipto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Di Indonesia, teknologi kedirgantaraan terus berkembang.
Konglomerasi multinasional asal Amerika Serikat Honeywell memegang 80 persen pasar aerospace di tanah air.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Honeywell Indonesia Roy Kosasih, Selasa (26/2/2019) saat ditemui di Kantor Honeywell Shanghai.
"Teknologi kedirgantaraan Honeywell di Indonesia seperti intuVue Weather Radar, mesin TPE 331 dan Bendix/King avionics telah diadopsi oleh berbagai pelanggan dari maskapai penerbangan sipil dan bisnis serta kalangan militer," ucap Roy Kosasih.
Roy Kosasih juga menyebut, khusus di Aerospace, perusahaannya memegang 80 persen pangsa pasar seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, PT Dirgantara Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Honeywell juga telah lama menjadi mitra pilihan untuk produsen pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia dengan mesin TPE 331 dan avionik Honeywell sesuai standar dengan beberapa pesawat hasil produksi Indonesia.
Di sisi lain, Honeywell siap membantu pertahanan nasional RI dengan beragam teknologi seperti Command, Control, Communication, Computer, Intelligence, Surveillance dan Reconnaissaance (C4ISR), Network Centrik Warfare (NCW) bagi armada pesawat terbang TNI C 130 agar usia penggunaan bisa panjang dan relevan dengan perkembangan teknologi.
"Operator jet bisnis di Indonesia telah secara konsisten memilih avionik Honeywell seperti Radars, Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS) dan Rtaffic Collison Alerting Systems (TCAS) untuk updgare keselamatan. Sementara teknologi Honeywell termasuk sistem komunikasi satelit telah membantu memperbaiki produktifitas dan konektivitas di angkasa," tutur Roy Kosasi.
Untuk menunjang kinerjanya, Honeywell memiliki agen avionik dalam negeri di Jakarta dan pusat layanan berat TPE 331 di Bandung.
Layanan ini adalah satu-satunya di Asia Tenggara karena Indonesia adalah satu-satunya negara yang memanufaktur pesawat terbang di ASEAN.
Roy Kosasi menambahkan saat ini teknologi Aerospace Honeywell berupa sistem pendaratan di bandar udara yang berbasis satelit atau Ground-Based Augmentation System (GBAS) tengah diuji coba.
Tujuannya agar bandara di Indonesia sanggup mengelola jumlah pesawat yang sangat banyak karena melonjaknya jumlah penumpang pesawat terbang komersil di Indonesia.
Honeywell merupakan perusahaan perangkat lunak industri yang termasuk dalam daftar 100 perusahaan terbaik dunia majalah Fortune.
Honeywell menghasilkan penjualan $ 41,8 miliar pada tahun 2018 dan memiliki kinerja keuangan yang kuat dengan pertumbuhan yang konsisten.
Perusahaan ini juga mengarungi industri kedirgantaraan dan otomotif, teknologi pengendalian untuk gedung, rumah dan industri hingga material kinerja secara global.
Teknologi dari Honeywell membantu segalanya dari pesawat terbang, gedung, industri manufaktur, rantai pasok, dan pekerja menjadi terhubung agar membuat dunia menjadi lebih pintar, aman dan lebih berkelanjutan.