Kemenhub: Distribusi Logistik via Angkutan Laut Naik 41 Juta Ton
Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menggagas program kontainer masuk desa bekerja sama
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan tol laut menyumbang kenaikan volume distribusi logistik nasional sepanjang 2018.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko menjelaskan, berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), selama tiga tahun terakhir distribusi logistik melalui angkutan laut tercatat naik sebesar 41 juta ton.
"Berdasarkan data BPS, volume distribusi logistik nasional tahun 2015 mencapai 238 juta ton, menjadi 279 juta ton pada 2018 dan tol laut berperan dalam kenaikan tersebut," papar Capt. Wisnu diwakili oleh Kasubdit Sistem Informasi dan Sarana Prasarana Angkutan Laut Sukirno Dwi Susilo dalam diskusi Digitalisasi Logistik di kawasan Kemayoran, Jakarta (5/3/2019).
Menurutnya, penambahan kapal-kapal tol laut yang mengangkut barang-barang ke seluruh wilayah Indonesia juga ikut menyumbang kenaikan volume distribusi logistik nasional.
Baca: Apa Kabar Kasus Prostitusi Online Vanessa Angel? Ini Jawaban Polisi
Guna mengoptimalkan peranan Tol Laut dalam rantai logistik nasional, lanjutnya, pemerintah mendorong penyelenggaraan angkutan logistik Tol Laut bukan hanya port to port (dari pelabuhan ke pelabuhan), tapi sampai end to end (langsung sampai ke konsumen), sehingga tepat sasaran ke masyarakat agar dapat merasakan harga yang terjangkau.
Untuk itu, Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menggagas program kontainer masuk desa bekerja sama dengan Maritime Research Institute Nusantara (MARIN).
"Selain diharapkan mampu menurunkan disparitas harga, program kontainer masuk desa diharapkan dapat memastikan ketersediaan berbagai bahan pokok dan penting di wilayah desa yang selama ini belum maksimal," jelas dia.
Selain itu, Kementerian Perhubungan bersama Pelindo Marine Service anak perusahaan PT. Pelindo III Surabaya juga akan menyiapkan mini kontainer (minicon) dengan ukuran yang memungkinkan agar bisa masuk ke wilayah pedesaan dan pulau terpencil yang tidak memiliki infrastruktur jalan raya yang lebar dan hanya mampu diangkut dengan truk kecil atau mobil bak terbuka.
Baca: Belum Berdaulat dan Merdeka, Inggris Bisa Sewa Tanah Negara Malaysia Selama 999 Tahun
"Pemerintah juga mendorong integrasi moda Tol Laut dengan moda darat, baik angkutan sungai maupun angkutan jalan yang dapat melayani angkutan barang sehingga proses distribusi logistik bisa mencakup end-to-end yang dimulai dari penjual barang sampai penerima barang," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rustanti mengatakan, selain penambahan jumlah kapal barang, juga bertambahnya jumlah angkutan peti kemas via laut turut mempengaruhi kenaikan volume distribusi logistik nasional tersebut.
Dari catatan BPS, pengiriman barang lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dalam tiga tahun terakhir turun 12,9 persen, dari 5,4 juta ton di tahun 2015 menjadi 4,7 juta ton tahun 2018. Begitu pula di Pelabuhan Balikpapan Kalimantan Timur, turun 3,2 persen, dari 9,6 juta ton menjadi 9,3 juta ton.
Sementara Pelabuhan Panjang di Lampung naik 25,2 persen, dari 9,5 juta ton pada 2015 menjadi 11,9 juta ton pada 2018. Lalu Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan naik 7,3 persen, dari 4,1 juta ton menjadi 4,4 juta ton. Sedangkan untuk Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta naik 2,8 persen, dari 13,8 juta ton menjadi 14,2 juta ton.