Ini Jalan Hidup Buruh Pabrik yang Jadi Miliarder dengan Kekayaan 3,6 Miliar Dollar AS
Tidak perlu malu ketika Anda berstatus sebagai buruh atau kelas pekerja. Apapun pekerjaan saat ini bukan berarti itu adalah penentu masa depan kelak,
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Tepat pada 1 Mei lalu, para pekerja di seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau MayDay.
Hari yang diperingati sejak tahun 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions itu adalah peringatan momen bersejarah untuk para buruh dalam memperjuangkan hak-haknya.
Pada hari itu, seluruh orang yang ada dalam kelas pekerja di seluruh dunia merayakannya dengan berbagai cara.
Di Indonesia, hari buruh dirayakan dengan suara para pekerja yang berpartisipasi dalam aksi demo buruh menuntut hak dan kesejahteraan yang layak. Para buruh juga bisa memanfaatkan hari itu untuk beristirahat dan mencari inspirasi.
Tidak perlu malu ketika Anda berstatus sebagai buruh atau kelas pekerja. Apapun pekerjaan saat ini bukan berarti itu adalah penentu masa depan kelak, anggap saja sebagai langkah awal menuju kesuksesan. Sebab banyak orang yang kini sukses dulunya memulai kariernya dengan menjadi seorang buruh.
Bill Gates misalnya. Sebelum menjadi sosok orang terkaya di dunia, pendiri Microsoft itu pernah bekerja sebagai office boy kongres di Washington State Capital.
Selain itu ada pula Zhang Xin. Dibandingkan Bill Gates, namanya memang kurang tersohor. Namun di China, Zhang adalah sosok yang sangat terkenal. Ia adalah salah satu wanita terkaya di dunia.
Bersama suaminya, Pan Shiyi, kekayaan bersih Zhang mencapai sekitar US$3,6 miliar, berdasarkan data Forbes per 11 Februari 2018.
Perusahaan real estate yang didirikannya, SOHO China, didapuk sebagai pengembang real estat perkantoran eksklusif terbesar di China.
Di antara sejumlah proyek SOHO China yang berskala internasional adalah 'Commune by The Great Wall' di Beijing. SOHO China telah terdaftar di Bursa Efek Hong Kong sejak tanggal 8 Oktober 2007.
Perusahaan ini juga beberapa kali menempati jajaran 'Most Admired Companies in China' versi Fortune magazine.
Menariknya, warna-warni yang berhasil dibawa Zhang melalui perusahaannya justru diawali dengan warna kehidupan yang 'monokrom'. Masa kecilnya dijalani dalam warna kelabu dunia komunis sekitar tahun 60an.
Zhang yang kini berusia 53 tahun lahir di Beijing, dari pasangan keturunan Burma China, tepat sebelum periode Revolusi Budaya yang diusung tokoh komunis China, Mao Zedong.
Menghabiskan masa kecilnya di sebuah blok lima lantai yang suram di pinggiran kota Beijing, Zhang seringkali memakan nasi yang dibuat dari sebuah mangkuk besi di kantin bersama banyak pekerja China.