Presiden Jokowi : Saatnya Sudah Tiba Bangkitkan Ekonomi Syariah di RI
Kunci utama untuk mewujudkan hal itu telah dimiliki Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yakni ekonomi syariah
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024, sebagai pedoman bagi negara Indonesia selama lima tahun ke depan untuk dapat menjadi pelaku utama ekonomi syariah dunia.
Peluncuran tersebut dilangsungkan di Gedung Saleh Afiff, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2045 mendatang.
"Tapi untuk menuju ke sana juga bukan barang yang mudah. Banyak tantangan, banyak persoalan besar yang harus kita selesaikan," kata Jokowi.
Kepala Negara melanjutkan, salah satu kunci utama untuk mewujudkan hal itu telah dimiliki Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yakni ekonomi syariah.
Maka, pertumbuhan ekonomi nasional dan penyejahteraan umat harus dilakukan dengan salah satunya memajukan perekonomian syariah di dalam negeri.
"Kunci itu adalah ekonomi syariah. Ekonomi syariah sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional, ekonomi syariah sebagai sumber kesejahteraan umat," ujarnya.
Di tingkat dunia, ekonomi syariah memiliki sumbangan ekonomi global yang sangat besar. Tahun 2023 mendatang, sumbangsih tersebut diperkirakan akan bernilai setidaknya USD3 triliun. Hal itu merupakan potensi yang harus dapat dimanfaatkan oleh negara kita.
"Sayangnya, ini menurut Global Islamic Economy Indicator, di tahun 2018 Indonesia masih menempati urutan yang ke-10 dalam peringkat negara-negara yang menyelenggarakan ekonomi syariah," tuturnya.
“Kita masih di belakang Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Jordania, Qatar, Pakistan, Kuwait. Inilah pekerjaan besar kita bersama-sama,” kata Presiden.
Baca: Empat Bank Syariah Anak BUMN Dukung LinkAja Syariah, Terbuka untuk Bank Syariah Lain
Oleh karenanya, melalui Komite Nasional Keuangan Syariah yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo pada 2016 lalu, pemerintah berupaya membangkitkan potensi ekonomi syariah nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah di tingkat global.
"Saatnya sudah tiba bagi kita untuk membangkitkan potensi ekonomi syariah di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia. Karena kita memang negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," kata Presiden.
MEKSI 2019-2024 merumuskan empat langkah dan strategi utama untuk mewujudkan hal tersebut. Pertama, menguatkan rantai nilai halal dengan fokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi. Kedua, menguatkan sektor keuangan syariah di dalam negeri.
Adapun yang ketiga ialah menguatkan sektor UMKM sebagai penggerak utama rantai nilai halal tersebut. Sementara yang keempat dengan menguatkan ekonomi digital yang utamanya melalui perdagangan elektronik sehingga mendorong pencapaian strategi keuangan syariah lainnya.
"Kita akan terus menguatkan rantai nilai halal dengan fokus pada sektor makanan dan minuman, fesyen, pariwisata, media, rekreasi, serta farmasi dan kosmetika. Sebagai pendukungnya kita akan kuatkan keuangan syariah, kita akan terus kuatkan UMKM kita, kita kuatkan ekonomi digital kita," ujar Presiden.
Dengan MEKSI 2019-2024 yang telah dirumuskan tersebut, Ia berharap agar seluruh pihak memiliki semangat dan visi yang sama dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan ekonomi syariah Indonesia untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan.
"Saya yakin insyaallah bahwa ketika kita semua berkomitmen menjalankan masterplan ekonomi syariah Indonesia ini maka Indonesia akan segera menjadi pusat ekonomi syariah di dunia," tandasnya.