AirAsia Buka Dapur Rahasia Tetap Bisa Jual Tiket Harga Miring di Tengah Gejolak
AirAsia berambisi selalu memberikan tarif terendah dari para pesaingnya di segmen penerbangan low cost carrier (LCC).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM -“Tenang saja kami memang suka kasih promo.” Kutipan kalimat di atas dicetuskan Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan di Jakarta, Senin (24/6/2019) sore.
Dari beberapa maskapai nasional, AirAsia yang terhitung kerap menawarkan harga miring.
AirAsia berambisi selalu memberikan tarif terendah dari para pesaingnya di segmen penerbangan low cost carrier (LCC).
Penelusuran Tribunnews.com untuk jadwal penerbangan Kamis (27/6/2019), AirAsia terbukti memasang harga paling ekonomis.
Untuk rute Jakarta - Bali, AirAsia mematok tarif Rp963,235, sedangkan Lion Air rute serupa tiket dibanderol Rp1.150.200, adapun Citilink menawarkan harga Rp1.407.600.
Seluruh penerbangan yang ditelusuri untuk penerbangan malam hari.
Lantas apa yang sebenarnya membuat AirAsia dapat memberi harga terendah namun tetap mematuhi kebijakan tarif dari pemerintah.
Dendy menyebut alasannya hanya satu karena AirAsia Indonesia hanya mengoperasikan satu jenis pesawat yakni Airbus A320 dari seluruh 25 pesawat yang beroperasi dan empat pesawat yang akan didatangkan tahun ini.
“Fuel menyumbang volume terbesar 40 persen dari produksi. Dengan satu tipe, managing resources lebih mudah, pilot, cabin crew, sampai mengenai spare part,” katanya menerangkan usai RUPST dan Paparan Publik.
Sementara maskapi lain yang memiliki berbagai jenis pesawat mulai dari Airbus, Boeing, hingga ATR memerlukan spesifikasi pilot berbeda untuk setiap merek pesawat itu.
Baca: Tanggapan AirAsia Terhadap Wacana Pemerintah Undang Masuk Maskapai Penerbangan Asing
Dari sisi suku cadang, kata Dendy, satu jenis tipe pesawat juga menguntungkan pihaknya.
Hal itu membuat belanja AirAsia Indonesia untuk persediaan suku cadang juga lebih dimudahkan dari segi kebutuhan tenaga kerjanya.
Di tambah, selama ini AirAsia Indonesia setiap kali bakal menambah pesawat baru kerap menambah bersama dengan grup AirAsia internasional.
“Jadi tidak AirAsia Indonesia saja yang menambah lima, secara grup kita penambahan pesawat lebih itu dan dengan jumlah lebih banyak harga operational lease lebih baik," tambah Dendy.
Kata Dendy, pihaknya jika untuk mengejar untung bisa saja dilakukan di kuartal I 2019.
"Sebenarnya kalau mau cari untung kita naikkin Rp 100.000 saja dari 1,8 juta penumpang kami, sudah untung. Kami masih komitmen memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat," ungkapnya.