Dituding Monopoli di Parkiran Pusat Belanja, Apa Penjelasan Lippo Malls dan OVO?
Diketahui, mall-mall milik Lippo Group telah menggunakan metode nontunai untuk pembayaran parkir.
Editor: Sanusi
Jika ada alasan pembayaran merupakan bagian dari ekosistem platform digital, menurut Guntur, hal ini tak bisa dibenarkan.
Baca: Berikan Tiket Gratis ke Rius Vernandes, Dirut Garuda: Review yang Jelek-jelek Juga Tak Apa-apa
“Konsumen tetap memiliki ruang untuk memilih penyedia jasa,” katanya.
Bukan hanya itu, sekalipun Lippo dan OVO terafiliasi, memberikan kewenangan mengelola pembayaran di parkiran pusat perbelanjaan milik Lippo juga seharusnya tidak diperbolehkan.
Pasalnya, hal ini menutup peluang terhadap pelaku lain yang memiliki layanan dan kemampuan seperti OVO.
Karena faktanya, Guntur menambahkan, saat ini masyarakat memiliki beragam alat transaksi pembayaran berbasis digital termasuk dalam bentuk kartu. OVO hanya salah satu di antaranya.
”Kalau pusat perbelanjaan ingin cashless, dia tidak bisa satu pilihan saja. Kalau misalnya ada 10 saja alat pembayaran yang tersedia sekarang dan sudah digunakan masyarakat, masa harus dimiliki seluruhnya, tidak efisien dong bagi masyarakat. Harus ada pilihan,” kata Guntur.
Oleh karena itu, KPPU melakukan penelitian mendalam, mulai dari latar belakang sampai praktik yang terjadi melibatkan OVO di pusat perbelanjaan milik Lippo. Setelah ini baru meningkat ke penyelidikan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dituding Monopoli di Parkiran Pusat Belanja, Ini Kata Lippo Malls dan OVO"