Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

ISPO, Strategi Ciamik Indonesia Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan berkah bagi Bangsa Indonesia. Tanaman ini memang bukan tanaman asli Indonesia.

Penulis: Sugiyarto
zoom-in ISPO, Strategi Ciamik Indonesia Melawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit
KONTAN
Kebun Sawit 

Dari sisi luas, baru 5.796 hektare atau 0,1 persen kebun petani bersertifikat ISPO dari total luas 5,807 juta hektar. "Ada beberapa kendala dihadapi petani, salah satunya legalitas kebun tersebut," katanya.

Kendala lain yang dihadapi menerapkan ISPO yaitu petani swadaya yang masih tidak mau membentuk satu koperasi atau lembaga. Sebab, dalam syarat penerapan ISPO, petani harus berorganisasi karena sertifikasi diberikan untuk kelompok bukan individual.

Azis berharap semua perkebunan kelapa sawit Indonesia mengantongi sertifikat ISPO. Azis mengajak seluruh pemangku kepentingan bekerja sama mencari solusi atas kendala tersebut.

Untuk solusi masalah biaya sertifikasi ISPO bagi petani, Azis menyarankan agar perusahaan besar bisa mengalokasikan dana CSR (Corporate Social Resposibility) untuk membantu petani membiayai sertifikasi.

Selain itu, Azis juga berharap Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) bisa mengalokasikan dana untuk membantu petani memperoleh sertifikat ISPO.

"Kita harap CSR perusahaan mau membantu dan mungkin BPDP-KS juga bisa membantu," katanya.

Peran BPDP-KS

Berita Rekomendasi

BPDP-KS merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk membantu petani sawit di Tanah Air untuk menerapkan sistem keberlanjutan.

Lembaga ini membantu petani dalam proses peremajaan kelapa sawit dan dananya didapat dari pungutan ekspor kelapa sawit. BPDP-KS membantu petani dalam promosi, pelatihan serta menciptakan citra positif kelapa sawit.

Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahju Setyawan (dua kiri) secara simbolis memberikan piagam pembiayaan KUR kepada salah satu petani sawit Kabupaten Serdang Bedagai di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara, Senin (27/11/2017). Dukungan BNI tersebut disampaikan dalam acara Program Peremajaan Sawit Rakyat yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Bank BNI menjadi bank yang menyalurkan pembiayaan peremajaan kebun kelapa sawit melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). TRIBUNNEWS/HO
Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahju Setyawan (dua kiri) secara simbolis memberikan piagam pembiayaan KUR kepada salah satu petani sawit Kabupaten Serdang Bedagai di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara, Senin (27/11/2017). Dukungan BNI tersebut disampaikan dalam acara Program Peremajaan Sawit Rakyat yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Bank BNI menjadi bank yang menyalurkan pembiayaan peremajaan kebun kelapa sawit melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

"Dana ini ditujukan ke petani swadaya dan plasma yang sebenarnya dulu mereka juga dibantu kemudian mereka tak mampu lagi setelah kebunnya tua," kata jelas Hendrajat Natawidjaja.

Hingga saat ini, BPDP-KS telah menyalurkan dana peremajaan sawit rakyat ke petani sebanyak Rp 706,9 miliar dengan luas lahan 28.276 hektare.

Dia berharap, dana peremajaan kelapa sawit ini bisa meningkatkan produktivitas kelapa sawit petani dengan menerapkan sistem keberlanjutan.

Dengan melimpahnya hasil panen, maka petani tidak akan lagi membuka lahan dengan cara membakar hutan. "Ketika kita bantu dan produktivitas naik karena diberi bibit unggul, maka petani tidak lagi mencari lahan baru," tegasnya.

Dalam prosesnya, BPDP-KS memberi bantuan Rp25 juta per hektar lahan dengan maksimal 4 hektar ke setiap petani.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas