Sektor Industri Perlu Lakukan Terobosan demi Perkuat Daya Saing
Presiden Joko Widodo diharapkan dapat memprioritaskan sektor industri manufaktor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Fajar Anjungroso
Lalu bagaimana dengan harga energi seperti gas yang selama ini kerap dikeluhkan pelaku industri?
”Bukan itu problemnya. Banyak yang lain juga. Kebetulan mungkin (harga gas) itu yang bisa ditekan ya akhirnya coba diminta diturunkan,” ujarnya.
Baca: PGN Luncurkan 32 Unit Gaslink Truck Berbahan Bakar Gas Bumi
Sedangkan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartarti mengatakan sebagai sektor strategis, industri manufaktur memang perlu melakukan terobosan dan strategi. Tetapi juga harus didukung kebijakan yang tepat.
”Di Simangke, misalnya, itu kan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) sampai hari ini yang berkembang di sana baru Unilever. Karena nggak kompetitif. Sawit mestinya di sana bisa jadi hilirnya. Oleochemical juga harus didorong karena masih impor,” terangnya, Jumat (02 Agustus 2019).
Enny mengatakan, harga energi terutama gas memang berpengaruh dan menjadi salah satu daya tarik bagi pelaku usaha.
Meskipun bukan satu-satunya komponen penentu daya tarik yang bisa berdampak ke daya saing.
”Pada intinya pengusaha akan masuk ke Negara yang dianggap menguntungkan untuk investasi dan berusaha. Tidak peduli jenis negaranya seperti apa,” tegasnya.
Biaya energi, lanjut Enny, memang akan jadi pertimbangan dalam berusaha.
Meski begitu, salah satu hal penting adalah pembenahan sejumlah KEK yang sudah ditetapkan sejak lama.
”Beberapa kawasan industri mau didedikasikan untuk industri apa. Ditentukan saja per kawasannya. Sehingga kebutuhan energinya bisa disesuaikan,” ulasnya.
Beberapa sektor industri saat ini merupakan pengguna utama gas bumi. Dengan tingkat kebutuhan yang berbeda, struktur biaya produksinya juga berlainan.
Misalnya pupuk memiliki kebutuhan bahan baku gas mencapai 70%, petrokimia (70/15-25%), baja dan logam (70/15-25%), pulp dan kertas (8-32%), keramik (20-24%) kaca (20-25%) dan makanan minuman (15-25%).
Dengan harga gas yang relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir, kinerja sektor industri pengguna gas bumi juga solid.
Contohnya pelaku usaha keramik. Meski sering mengeluh harga gas kemahalan, namun banyak perusahaan yang justru mendulang untung besar.