Pertamina Gunakan Perusahaan Asing Tangani Sumur Bocor
Dana yang dibutuhkan untuk menutup sumur minyak yang bocor diperkirakan mencapai jutaan dolar AS.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Off Shore North West Java (PHE ONWJ) menggunakan perusahaan well control kelas dunia, untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots & Coots.
VP Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya mengatakan, perusahaan asal Amerika Serikat yang berpengalaman dan telah terbukti menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko, akan bekerja sampai kebocoran gas tuntas teratasi.
"Tim itu bertugas untuk mematikan sumur. Itu ditargetkan sampe mati, seperti yang diumumkan 8-10 minggu," kata Ifki, di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Menurut Ifki, untuk mematikan sumur YYA-1, tim tersebut sedang melakukan pemboran dengan menggunakan mesin bor (rig) Shoehanah.
Meski didatangkan dari luar negeri, tim tersebut bekerja dibawah super visi Pertamina.
"Itu dia ngebor dari rig Shoehanah sama krunya. Di bawah supervisi Pertamina mereka hanya melaksanakan keahliannya," tuturnya.
Ifki mengungkapkan, sumur baru dibor secara miring menuju lokasi lubang sumur YYA-1 hingga mencapai titik kedalaman tanah tertentu untuk menutup sumur YYA-1.
Pengeboran sumur relief well YYA-1RW merupakan upaya PHE ONWJ untuk menghentikan kebocoran gas di sumur YYA-1, setelah selama satu minggu terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).
“Pemilihan lokasi pengeboran sumur baru itu telah melalui kajian keamanan dari tiga aspek yakni HSSE, subsurface, dan seabed survey,” tutur Ifki.
Dibagian lain, PT Pertamina (Persero) diprediksi menghabiskan dana jutaan dolar Amerika Serikat (USD) untuk menutup sumur yang bocor di PHE ONWJ jika menggunakan perusahaan asing.
Pertamina mungkin bisa menghabiskan jutaan USD untuk menutup sumur yang bocor.
"Perusahaan yang diminta untuk menutup sumur yang bocor adalah perusahaan dari Amerika Serikat,” kata sumber dikalangan migas perusahaan di Jakarta, Senin (11/8/2019).
Tidak hanya itu saja, katanya, Pertamina PHE ONWJ juga mungkin mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk membersihkan pantai-pantai yang terkena tumpahan minyak, memasang ribuan meter offshore boom di tengah laut, mengoperasikan 5 units giant octopus skimmer, mengerahkan ratusan tenaga lapangan ahli yang bersertifikat IMO dan memberikan ganti rugi kepada penduduk.
Sumber tersebut yakin Pertamina tetap pada komitmentnya untuk menyelamatkan lingkungan dalam tumpahan minyak tersebut.
Dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak ini Pertamina PHE ONWJ tetap mengutamakan jasa dan produk dalam negeri, ini sudah sesuai dengan PP 29 tahun 2018.
Dari informasi terakhir yang dihimpun, Pertamina PHE ONWJ berkeyakinan sumber tumpahan minyak paling lama 8 minggu lagi sudah teratasi dan keadaan terkini jumlah dampak nya dipantai sudah berkurang sekali sebab sebagian besar tumpahan minyak bisa diatasi di laut dengan baik.
Pertamina juga setiap hari menjalankan program trajectory model in real time sehingga semua daerah yang terdampak tumpahan minyak dapat diketahui dengan cepat dan tepat.
Menurut sumber itu, tidak benar kalau ada daerah yang terkena tumpahan minyak tidak diketahui dan tidak di tanggulangi oleh team penanggulangan tumpahan minyak Pertamina PHE ONWJ.
Ditambahkan, Pertamina dan team penunjang operasi PHE ONWJ, antara lain logistic, command centre di PHE Tower dan team penanggulangan tumpahan minyak seharusnya kita appresiasi sebab semua team tersebut di atas selalu siaga 24 jam dan berkerja keras selama 24 jam.