Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisnis 'Sang Pisang' Kaesang Pangarep Tergolong Sukses, Rekan Bisnis Bocorkan Omzetnya per Tahun

Ansari Kadir atau yang kerap disapa Ari (29) bercerita, awal mula membangun bisnis Sang Pisang bersama Kaesang bukanlah sesuatu yang mudah.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bisnis 'Sang Pisang' Kaesang Pangarep Tergolong Sukses, Rekan Bisnis Bocorkan Omzetnya per Tahun
Kolase Instagram/Twitter
Presiden RI, Jokowi akui keunggulan bisnis yang Sang Pisang yang dibangun sang anak, Kaesang Pangarep 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaesang Pangarep kini sukses membangun usaha ber-brand Sang Pisang.

Dia merintis usaha itu bersama dengan rekannya dari Makassar, Sulsel, Ansari Kadir.

Ansari Kadir, adalah pebisnis muda di bidang kuliner.

Sejak tahun 2017 lalu, dia bersama anak ketiga Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, bersama-sama berjuang membangun bisnis Sang Pisang.

Ansari Kadir atau yang kerap disapa Ari (29) bercerita, awal mula membangun bisnis Sang Pisang bersama Kaesang bukanlah sesuatu yang mudah.

Kaesang Pangarep, yang notabene-nya adalah anak Presiden RI, tak memanfaatkan jabatan ayahnya dalam membangun bisnis.

"Orang bilang karena bapaknya presiden bisnisnya jadi jalan. Padahal enggak, saya bareng dia itu dari tahun 2017 angkat-angkat pisang dari pasar bareng-bareng. Pak Jokowi itu justru enggak tahu awalnya Kaesang bangun Sang Pisang," kata CEO dan CO-Founder PT Sang Khadir Indonesia Ansari Kadir, di Gedung Redaksi Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Baca: Tanggapan Kaesang Logo Sang Pisang Diedit Tertera di Jersey Klub Sepak Bola Persis Solo

Baca: Kaesang Menang Telak di Hasil Survei Sang Pisang Vs Markobar, Lihat 4 Perbandingan Kocak Ini

CEO dan Co-Founder PT Sang Khadir Indonesia, Ansari Kadir
CEO dan Co-Founder PT Sang Khadir Indonesia, Ansari Kadir (Kompas.com)
Berita Rekomendasi

Sebelum bertemu Kaesang Pangarep, Ansari Kadir memang memiliki jiwa entrepreneurship.

Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan ini mengaku, usaha apapun dilakoninya.

Mulai dari berjualan pisang goreng, berjualan minuman, hingga meneruskan usaha ayahnya yang seorang petani udang.

"Saya bangun bisnis, tapi gagal karena enggak fokus," cerita Ari.

Karena tak fokus, Ari juga harus menelan pil pahit.

Dia dipecat dari kantornya yang saat itu bekerja pada bidang sales dan marketing.

Perjuangan Dimulai

Usai dipecat dari kantor, Ari memiliki sisa uang Rp 40 juta.

Akhirnya, dia memutuskan membangun booth di Taman Solo untuk berjualan pisang goreng.

Dari uang Rp 40 juta tersebut, Ari gunakan untuk sewa tempat Rp 5 juta seumur hidup, dan Rp 15 juta untuk bangun booth.

Dari hasil penjualan, Ari berhasil mengantongi omzet Rp 100.000 per hari atau sekitar Rp 3 juta per bulan.

"Sayangnya, saat mudik lebaran gerobak saya hilang dicuri orang. Saya tanya sama penyewa tanah, dia enggak tahu. Di sini saya hilang arah," ujar Ari.

Awal Mula Bertemu Kaesang Pangarep

Ari bercerita, awal mula bertemu Kaesang Pangarep saat dirinya menyebar proposal bisnis di salah satu komunitas bisnis.

Kebetulan, dalam komunitas tersebut ada Kaesang Pangarep.

Usai membaca proposalnya, cerita Ari, Kaesang Pangarep mengajaknya bertemu di sebuah kafe untuk merintis bisnis bersama.

Namun saat itu, Ari tak mengenali Kaesang Pangarep karena informasi kontak pada WhatsApp Kaesang bukanlah nama sesungguhnya.

Pun saat pertemuan pertama di kafe, dia tetap tak mengenali.

"Saat pertemuan kedua, saya baru sadar itu anaknya Pak Jokowi. Itupun saat dia menyebut namanya Kaesang, rasanya enggak asing. Pas saya googling ternyata Kaesang Pangarep. Saya tanya ternyata benar," ujar Ari sambil tertawa.

Adapun Kaesang Pangarep mau membangun bisnis bersama Ari karena Kaesang Pangarep percaya pada perjuangannya selama ini.

Terlebih, Ari punya pengalaman di bidang sales dan marketing yang banyak meraih penghargaan di tempat dia bekerja dulu.

Karena keahliannya, Ari cepat naik jabatan.

Mulai Bisnis Berdua

Awal mula bisnis bersama Kaesang Pangarep, Ari dan Kaesang Pangarep mencoba berbagai cara untuk menghasilkan produk kuliner yang disukai lidah orang Indonesia.

"Kita coba dari bulan Juni-Juli 2017, pisangnya sempat berubah jadi warna hitam, gosong. Sampai bulan September 2017 akhirnya jadi nugget tapi kayak sendal jepit," katanya.

Dari situ, Kaesang Pangarep berpikir jalan satu-satunya adalah keliling melihat sekitar, bangun relasi dengan tukang pisang, research, survei, dan men-develop-nya.

Tempat yang pertama dikunjungi Ari dan Kaesang Pangarep adalah rumah ibunya di Makassar.

Di tangan ibunya, pisang yang selama ini gagal, berhasil dalam semalam.

"Saya sadar, ternyata selama ini saya usaha belum minta restu sama ibu saya. Sama ibu saya dalam semalam jadi pisang itu, bagus," ungkapnya.

Kemudian, resep ibunya diolah lagi hingga menjadi resep pisang andalan Sang Pisang.

Ari dan Kaesang Pangarep akhirnya patungan modal masing-masing Rp 15 juta untuk membangun booth pertama di Cempaka Mas.

"November 2017 kami launching toko pertama di Cempaka Mas. Orang antre panjang, 300 box abis dalam 1 jam. Karena permintaan tinggi, kami tambah 4 cabang. Akhirnya saya tambah karyawan, sosmednya kami kembangkan pakai tenaga ahli, mulai bangun customer base, dan bikin kantor kecil-kecilan," cerita Ari.

Ari mengatakan, perjuangan ini tak lepas dari perjuangan Kaesang Pangarep pula.

Pasalnya, Kaesang Pangarep sama sekali tak mau menggunakan segalanya yang berhubungan dengan notebene "Anak Presiden".

Pun dia menyamar saat membeli dan mengangkat pisang di pasar tradisional.

"Toko pertama kita itu, aku sama Kaesang yang desain-desain. Jadi bisnisnya berkembang karena dia anak presiden, itu salah," kata Ari .

Hingga saat ini, karyawan Sang Pisang telah berjumlah 1.500 orang.

Bisnis pun telah memiliki 73 toko, yang omzetnya mencapai Rp 30 miliar dengan lokasi penjualan tertinggi berada di Malang, Bali, dan Jakarta.

Jika omzetnya Rp 30 miliar, berapa keuntungannya?

Bandingkan gaji presiden yang mencapai Rp 125 juta per bulan.

Gaji tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2000 tentang Gaji Pokok Pimpinan Lembaga Tertinggi Negara dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2001.

Tunjangan untuk presiden dan gajinya adalah Rp 62,740 juta per bulan.

Presiden dan Wakil Presiden RI menerima gaji sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden.

Besarnya gaji pokok presiden setiap bulannya adalah 6 kali gaji tersebut, yakni sekitar Rp 30.240.000.

Besarnya tunjangan jabatan yang diterima presiden Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2001 senilai Rp 32.500.000.(fika nurul ulya)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Anak Makassar Bocorkan Omzet Kaesang Pangarep Jokowi, Bandingkan Gaji Presiden RI

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas