Bank Dunia: Indonesia Hadapi Ancaman Capital Outflow Besar
Bank Dunia memperkirakan arus investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia tahun ini hanya US$ 22 miliar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman resesi global semakin menggema. Perlambatan perekonomian di sejumlah negara di dunia turut menyeret dan menjadi potensi risiko yang semakin besar bagi perekonomian Indonesia.
Dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/9/2019), bertajuk Global Economic Risks and Implications for Indonesia, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus menurun di tengah perlambatan ekonomi global.
“Pertumbuhan PDB Indonesia akan berlanjut menurun akibat lemahnya produktivitas dan pertumbuhan tenaga kerja yang melambat,” terang Bank Dunia.
Selain itu, menurunnya harga komoditas dunia juga akan semakin menekan perekonomian Indonesia.
Bank Dunia menggambarkan, setiap 1 poin persentase (percentage point) penurunan ekonomi China, berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 percentage point.
Baca: Ini Penjelasannya, Mengapa Laka Maut Sering Terjadi di Sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi
Pada resesi 2009, misalnya, pertumbuhan ekonomi global turun hingga 6,2% dari tahun 2007, disertai dengan harga komoditas yang jatuh. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melambat 1,7%.
Baca: 14 Tahun Lalu Pesawat Mandala Jatuh di Medan Karena Ini, Bukan Dipicu Muatan Durian
Perlambatan ekonomi global, ditambah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang berlanjut, potensi resesi ekonomi AS, juga pelemahan ekonomi Eropa dan China, dipandang Bank Dunia bakal memicu arus keluar modal (capital outflow) yang lebih besar.
“Hal ini dapat menyebabkan suku bunga acuan Indonesia kembali meningkat dan rupiah terdepresiasi lebih dalam,” lanjutnya.
Baca: Dua dari 3 Fakta Baru Temuan Polisi: Truk Overload 25 Ton, Sopir Panik Tak Aktifkan Rem Angin
Capital outflow tersebut semakin berbahaya lantaran sampai saat ini Indonesia masih mengalami defisit neraca transaksi berjalan (CAD).
Kuartal II-2019 lalu, CAD Indonesia mencapai US$ 8,4 miliar atau 3% dari PDB. Defisit ini naik dari US$ 7 miliar atau 2,6% dari PDB pada kuartal pertama.
Bank Dunia memproyeksi, CAD Indonesia di akhir 2019 sebesar US$ 33 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 31 miliar. Tambah lagi, pertumbuhan FDI Indonesia juga lesu.
Tahun ini, Bank Dunia perkirakan FDI Indonesia hanya US$ 22 miliar.
Dengan kondisi ini, Bank Dunia memperkirakan dibutuhkan setidaknya US$ 16 miliar per tahun inflow pembiayaan eksternal untuk menutup gap defisit tersebut.
“Pembiayaan eksternal yang dibutuhkan bisa lebih banyak jika capital outflow yang diprediksi benar-benar terjadi,” terang Bank Dunia.
Reporter: Grace Olivia
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Bank Dunia: Indonesia terancam mengalami capital outflow besar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.