BPTJ Genjot Pengembangan Hunian TOD di Wilayah Penyangga untuk Atasi Macet di Jakarta
Kepala BPTJ mengingatkan untuk membangun 53 titik TOD tersebut cukup berat karena butuh kerjasama dengan banyak pihak.
Editor: Choirul Arifin
"TOD Susukan ini paling tinggi (kebutuhannya).
Ade Yasin mencontohkan, pergerakan warga Gunung Putri ke Bogor dan ke Jakarta setiap harinya mencapai kurang lebih 10.000 orang. Di wilayah Kabupaten Bogor itu ada 81 titik macet, 7 diantaranya berkategori akut, salah satunya di jalur Puncak,” ujarnya.
Direktur Agung Podomoro Land Paul Christian mengatakan, TOD PGV dirancang dengan mengutamakan kemudahan akses ke sarana transportasi.
"Kami ingin buat hunian yang terjangkau dengan aksesibilitas yang bagus. Saat itu kami belum tahu tentang konsep TOD. Kemudian kami coba cari tahu ke PT KAI, DAMRI dan lainnya. Kami ingin semua orang bisa menikmati kenyamanan dengan aksesibilitas tersebut. Kami kemudian bertemu Pak Bambang Prihantono dan dikenalkan dengan Dirut PPD untuk kemudian kita coba kembangkan konsep TOD. Saat itu kami awali di Central Park, Jakarta Barat," jelas Paul.
Dia menambahkan, untuk TOD PGV, dengan bantuan konsultan pihaknya kemudian memberanikan diri mengajukan TOD ke BPTJ dengan diiringi komitmen kuat kami dengan konsekuensi kami harus sediakan area park and ride.
"Kami percaya dan sangat yakin dengan perkembangan transportasi saat ini, suatu saat nanti orang akan prioritaskan trnsportasi publik sebagai pilihan utama daripada transportasi pribadi untuk menghindari macet," ujar Paul.
"Kami mendesain PGV ini dengan sarana transportasi yang memadai, dengan dukungan tempat tinggal, sekolah sampai tempat ibadah terpadu dalam satu kawasan yang lengkap dan nyaman. Hadirnya TOD ini membuat jarak dan waktu menjadi tidak masalah lagi," tandasnya.
Dia menambahkan, TOD PGV akan menjadi pilot project grup Agung Podomoro untuk mengembangkan TOD di tempat lain. "Setelah PGV ini kami masih memiliki lahan di Banten, di Bandung dan Bali untuk pengembangan kawasan intermoda TOD," ujarnya.
Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa menyatakan, pihaknya akan segera membyka satu trayek baru bus Tranjabodetabek PPD ke bandara dari OD PGV.
"Ke depan basis armada kita bukan tidak mungkin berpindah ke bus listrik. Kita sudah jajaki ke China untuk bus listrik ini. Kita kembangkan konsep bus listrik shuttle yang terkoneksi dengan Depok dan Bogor dengan angkutan angkot. Dalam dua tiga tahun ke depan layanan shuttle PGV nanti kita siapkan bus listrik," ujar Putu Yasa.
Dia menambahkan, biaya investasi pengadaan bus listrik memang tidak murah. "Kita sudah pesan satu unit bus listrik buatan MAB kita segera uji coba untuk Transjakarta. Kita juga siapkan angkutan untuk transportasi sambil menunggu LRT jadi. Kita siapkan shuttle dari PGV menuju ke Plaza Cibubur," ujarnya.
Putu menambahkan, setiap 30 menit sekali kita akan bergerak melayani trayek Cibubur-TOD PGV.
"Saya berharap kerjasama dengan PGV tidak berhenti sampai di sini dan bisa berlanjut terus," ujar Putu Yasa.
jelaskan, pengembangan kota baru Podomoro Golf View merupakan salah satu cara pihaknya dalam mendukung pemerintah mengatasi kemacetan.
Di kawasan hunian terpadu yang dibangun itu, terdapat stasiun LRT, park and ride serta feeder untuk kendaraan umum.