KEIN: PLTN Siap Mendukung Suplai Listrik ke Industri dan Ibu Kota Baru
Zulnahar menambahkan, listrik dengan harga yang murah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (Pokja ESDM) Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI bersama PT PLN, dan pihak terkait melakukan kunjungan ke Korea Selatan atas undangan Korea Electric and Power Company (KEPCO) dan Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI).
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Indonesia diterima Suk-Cheol Kim, President KEPCO Research Institute, dan beberapa personel inti lainnya.
KEPCO merupakan badan usaha yang mengusahakan listrik di Korea Selatan, sedangkan KAERI merupakan salah satu produsen pembangunan small modular reactor (SMR).
Baca: PNM Investment Luncurkan Aplikasi Reksa Dana Online untuk Milenial, Bisa Investasi Mulai Rp 10 Ribu
Zulnahar Usman, Anggota KEIN sekaligus Ketua Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KEIN RI mengungkapkan, berdasarkan data dan fakta ketersediaan energi listrik yang cukup akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya mendorong tumbuhnya ketersediaan listrik, salah satunya melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
“Ketidakstabilan supply energi listrik dapat berdampak buruk untuk pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan driver pertumbuhan ekonomi dan industri," kata dia dalam siaran pers hari ini.
Berkaca ke Korea Selatan, yang tidak ada campur tangan dan intervensi terhadap perusahaan listriknya dari kepentingan pribadi dan golongan, mereka bisa memanfaatkan perusahaan energi-nya untuk mendulang materi, menjadi negara yang maju dengan penyediaan energi-nya yang mumpuni.
"Pokja KEIN ESDM bertujuan untuk mendorong agar PLTN segera dibangun, demi memenuhi jaminan pasokan listrik yang kuat,” ujarnya ketika berkunjung ke Kantor KEPCO di Korea Selatan, Jumat (20/9/2019).
Zulnahar menambahkan, listrik dengan harga yang murah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah.
Sebab, mahalnya harga energi listrik di tanah air menjadi salah satu faktor yang menyebabkan keenggaanan masuknya investor manufaktur ke Indonesia.
Selain itu, pembangunan PLTN sangat mendukung program pemerintah mengenai hilirisasi mineral seperti tembaga, bauksit dan nikel, yang memelukan energi listrik besar dan stabil.
Dengan demikian, industri hilirasi mineral terintegrasi di wilayah Kalimantan dan khususnya Kalimantan Barat yang berencana membangun industri hilirisasi alumina dapat terwujud.
"Pembangunan kawasan industri terintegrasi hilirisasi mineral, beserta industri turunanya di Indonesia, bisa membuat negara kita ke arah negara maju," ujar dia.
Penetapan Pulau Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru menggantikan Pulau Jawa tentu menjadi fokus utama untuk menjamin pasokan listrik yang kuat dan ketersediaaan energi yang sangat besar untuk bisa mengejar pertumbuhan ekonomi dan Industri.