Wapres: Tahun 2018 Devisa Ekspor Komoditi Sawit Lebih dari Rp 270 Triliun
Acara '15th Indonesian Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook' akan berlangsung hingga Jumat, 1 November 2019.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Industri minyak sawit saat ini menempati posisi terbesar sebagai penyumbang devisa negara untuk sektor nonmigas.
Karennya, industri kelapa sawit perlu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah agar perolehan devisa ekspor meningkat lagi.
Saat membuka '15th Indonesia Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook' di Bali International Convention Center, Kamis (31/10/2019), Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, komoditas kelapa sawit memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian bangsa.
Baca: Iuran BPJS Naik, Menkes Terawan Janjikan Kenaikan Kualitas Layanan
Di 2018 lalu, devisa ekspor kelapa sawit mencapai lebih dari Rp 270 triliun.
"Perkebunan kelapa sawit memiliki nilai strategis. Pendapatan devisa ekspor dari komoditi sawit tahun 2018 lebih dari 270 Triliun (rupiah)," ujar Ma'ruf.
Baca: Menteri Agama Fachrul Razi: Usulan Larangan Penggunaan Cadar karena Alasan Keamanan
Dia menyataka, perolehan devisa ekspor yang tinggi ii karena peranan banyak pihak mulai dari petani hingga pengusaha yang tergabung dalam organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
"Hal itu bisa terjadi karena peran dan kerja keras para pelaku perkebunan sawit, baik para petani, ataupun pengusaha khususnya anggota gabungan kelapa sawit Indonesia, GAPKI," jelas Ma'ruf.
Acara '15th Indonesian Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook' akan berlangsung hingga Jumat, 1 November 2019.