Tekan Angka Kecelakaan, Jasa Marga Beri Pelatihan Khusus Sopir Truk
Berdasarkan data internal Jasa Marga, bahwa kecelakaan di jalan tol sebesar 80 persen disebabkan faktor kelalaian pengemudi, sisanya kondisi jalan
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerjasama PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menggelar sesi pelatihan tata cara mengemudi untuk para sopir truk di Isuzu Training Center Harapan Indah, Bekasi, Selasa (19/11/2019).
Corporate & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan tujuan dilaksanakan kegiatan ini guna menekan angka kecelakaan.
“Di luar fisik jalan yang berkeselamatan penting juga memperhatikan pengguna jalan dan kendaraan yang berkeselamatan. Ini konsentrasi kami tujuan diadakannya Jasa Marga Defensive Driving Academy sebagai program Tertib Lalu Lintas 2019,” kata Heru.
Berdasarkan data internal Jasa Marga, bahwa kecelakaan di jalan tol sebesar 80 persen disebabkan faktor kelalaian pengemudi, sisanya karena kondisi jalan.
Baca: Ahok Dikabarkan Jabat Bos BUMN, Iwan Fals Sebut BTP dengan Julukan Seperti Ini
Sedangkan 46 persen kecelakaan melibatkan kendaraan non golongan satu, padahal secara volume kendaraan bermuatan besar hanya sekitar delapan persen.
“Populasi tidak sampai sembilan persen tetapi memberikan dampak kecelakan hampir 50 persen. Menurut kami ini perlu ada edukasi lebih ke para pengemudi truk khususnya,” tambah Heru.
Dengan adanya Jasa Marga Defensive Driving Academy, penekanan angka kecelakaan yang melibatkan kendaraan non golongan satu bisa turun perlahan 10 persen.
Senior Instruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Sumantri menyebut pelatihan yang diberikan adalah tentang perilaku berkendara agar mengetahui social responsibility di jalan tol.
Baca: Bos Jasa Marga Mangkir, Kementerian BUMN Terima Surat dari KPK
Menurutnya hal yang perlu ditanamkan oleh pengendara truk mengenai blind spot, jarak pengereman, kesadaran berada di jalan raya yang bersinggungan dengan mobil reguler.
“Selain membekali pengedara truk akan pentingnya keselamatan bagi diri sendiri dan sekelilingnya, pengendara mobil kecil seharusnya juga menghindari titik blind spot,” papar Sumantri.
Sementara itu, Jarmo, sopir truk perusahaan logistik, memandang positif kegiatan ini sehingga dirinya lebih sadar soal attitude berkendara.
Jarmo yang keseharian membawa truk gandeng mengaku mendapat pengalaman baru yang sebelumnya belum ia dapatkan.
“Saya pikir dengan adanya driving academy, kami (para pengendara truk) menjadi lebih was-was saat berada di jalan tol yang padat kendaraan kecil,” tuturnya.