B30 Bakal Diterapkan Januari 2020
Andriah Feby Misna mengatakan uji coba B30 sejak 25 November 2019 berjalan dengan baik.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bahan bakar biodiesel (B30) akan diterapkan awal tahun 1 Januari 2020.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud meyakinkan penerapan energi baru terbarukan rendah emisi ini dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).
“Pada awal Januari 2020 sudah bisa kita terapkan," kata Musdhalifah.
Sedangkan Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna mengatakan uji coba B30 sejak 25 November 2019 berjalan dengan baik.
“Kalau B30 ini jalan kita akan saving BBM Solar yang sebetulnya secara produksi meningkat. 8-9 juta KL akan kita hindari impor solar,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) Tbk memulai pencampuran B30 di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, TBBM itu akan menjadi pilot project pencampuran Fatty Acid Methyl Ester dengan Solar.
Ia berharap pada Januari 2020, sebanyak 8 titik sudah siap melakukan pencampuran B30 sebelum kemudian diterapkan secara menyeluruh.
“Kita terapkan di 2 Terminal BBM yaitu Boyolali dan Rewulu (Jawa Tengah). Selanjutnya diberlakukan di TBBM Balikpapan dan Desember 2019 akan dilanjutkan di TBBM Medan Group, Jakarta Group dan TBBM Panjang, RU III Plaju dan RU VII Kasim,” ucap Fajriyah.
Pelaksanaan uji coba yang berlangsung hingga 31 Desember 2019 ini dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Kepmen ESDM 227/2019.
Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi penyerapan FAME terus mengalami kenaikan.
Pada 2017, penyerapan FAME mencapai 2,51 juta KL. Kemudian naik menjadi 3,2 juta KL pada tahun 2018.
“Dan hingga Oktober 2019, total penyerapan FAME oleh Pertamina sudah mencapai 4,493 juta KL,” tambahnya.
Fajriyah menambahkan, Pertamina terus mendukung kebijakan pemerintah untuk menerapkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Indonesia saat ini berada di urutan ke-12 penyumbang emisi global terbesar.
Tertinggi adalah Cina, AS, India, Rusia, Jepang, Jerman, Iran, Saudi kemudian beberapa negara lain.
Hadirnya B30 diharapkan mampu menekan pembakaran sumber energi fosil serta mengurangi impor solar.