Maskapai TransNusa ‘Wait and See’ Soal Pemasok Avtur yang Dipasok Swasta
Luhut beralasan, hadirnya kompetitor Pertamina di bisnis pengadaan avtur ini akan menciptakan harga jual avtur yang lebih kompetitif di pasar.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Managing Director TransNusa Bayu Sutanto menyambut positif rencana pemerintah menghadirkan pemasok bahan bakar avtur yang dikelola swasta.
Bayu menyebut perusahaannya wait and see menyikapi kebijakan dalam rangka menekan harga beli avtur oleh maskapai penerbangan nasional tersebut.
“Ya bagus kalau ada yang jual avtur lagi. Artinya kan makin banyak pilihan kaya untuk kendaraan bermotor ada Shell dan lain-lain,” kata Bayu di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Bayu menjelaskan, hal penting yang perlu diperhatikan dari pemasok avtur baru selain Pertamina ini adalah terkait kelaikan dan keselamatannya.
Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Buka Peluang Swasta Jualan Avtur ke Maskapai
“Avtur ini perlu diuji juga apakah bagus untuk kita pakai operasional. Karena berkaitan dengan safety. Kalau kita simpel saja, bagus ya kita pakai, tidak hanya soal harga lebih efisien,” tuturnya.
Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pihaknya akan menghadirkan pemasok bahan bakar pesawat baru di luar Pertamina dan akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Baca: AKR Disebut-sebut Jadi Kompetitor Pertamina Avtur, Ini Respons Menko Luhut
“Avtur nggak mungkin hanya satu (Pertamina). Karena cost ini ujung-ujungnya untuk efisiensi. Mengapa orang lain bisa lebih murah dari kita, orang mereka nggak punya minyak. Kalau bisa mereka impor dari kita. Ini tentu ada yang salah,” kata Luhut usai membuka Rapat Kerja Kementerian Perhubungan di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta.
“Sekarang melalui Kementerian Perhubungan kita perbaiki, kita lihat paling tidak operatornya ada dua lah, jangan hanya satu. Jangan sampai dimonipoli di manapun monopoli ndak bagus,” sambungnya.
Luhut pun meyakini, operator pemasok avtur sudah antre untuk berinvestasi di Indonesia.
Dia beralasan, hadirnya kompetitor Pertamina di bisnis pengadaan avtur ini akan menciptakan harga jual avtur yang lebih kompetitif di pasar.
“Orang berebutan kok mau masuk tinggal nanti Perhubungan yang menentukan mana yang memenuhi standart penerbangan kita,” kata Luhut.