Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BEI: 41 Saham Diduga Hasil Gorengan

Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara soal saham gorengan yang tengah ramai dibicarakan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in BEI: 41 Saham Diduga Hasil Gorengan
TRIBUNNEWS/SYAHRIZAL SIDIK
Ilustrasi 

Laporan Reporter Kontan, Kenia Intan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara soal saham gorengan yang tengah ramai dibicarakan. 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo menambahkan, saat ini diduga ada 41 saham yang tergolong saham gorengan

"Kontribusi mereka terhadap volume memang besar, tetapi secara traded value kecil, cuma 8,3% dari total value traded di tahun 2019," kata Laksono di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/1/2020).  

BEI belum bisa memberitahukan ke-41 saham tersebut karena masih dalam tahap dugaan. 

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian S. Manullang menjelaskan, saham gorengan adalah istilah yang digunakan oleh publik terhadap saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi dan tidak didukung oleh fundamental dan informasi yang memadai. 

Menanggapi hal ini, Bursa Efek Indonesia mengambil langkah berupa ketersediaan informasi maupun proteksi.

Baca: Goreng Saham Secara Sengaja, Skandal Jiwasraya Bisa Diusut Pidana

Berita Rekomendasi

Langkah tersebut di antaranya mendorong keterbukaan dari emiten melalui website BEI www.idx.co.id, melakukan hearing terhadap emiten yang terdiri jajaran direksi dan jajaran komisaris, dan memfasilitasi public expose maupun public expose insidentil. 

Baca: BEI Sebut Ada 41 Saham Gorengan, Ini Kata Eks Dirut BEI Tito Sulistio

BEI juga menggolongkan pergerakan saham-saham yang tidak wajar dalam Unusual Market Activity (UMA), dan memberikan notasi khusus bagi saham-saham yang miliki performa yang kurang baik. 

Langkah delisting akan diambil BEI jika dalam rentang waktu 24 bulan dari yang ditentukan emiten belum melakukan perubahan. 

"Ini dilakukan agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat," kata Kris dalam kesempatan yang sama. 

Edukasi terhadap para investor terus dikerahkan agar tindakan-tindakan pengawasan yang dilakukan dapat dimengerti oleh investor. 


Saat membuka perdagangan saham awal Januari 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar otoritas bursa, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia membersihkan bursa dari praktek-praktek jual beli saham yang tidak benar.

“Jangan kalah dengan yang jahat-jahat, udah hati-hati, harus bersih, berintegritas, berani,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2020, di Main Hall, Tower I Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Menurut Presiden, hal itu sangat penting karena bursa yang bersih dan berintegritas akan membawa kita ke depan lebih baik dan lebih maju.

Diakuinya, mungkin awal-awal ada guncangan dikit-dikit, tapi jangka menengah – jangka panjang pasti akan lebih baik.

Karena itu, Presiden mengingatkan, jangan sampai ada lagi dari 100 digoreng-goreng jadi 1.000 goreng-goreng jadi Rp 4.000.

“Ini menyangkut kepercayaan yang akan kita bangun, praktek goreng-gorengan saham  yang menimbulkan korban dan kerugian tidak boleh ada lagi, berikan perlindungan kepada investor,” ujar Jokowi.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas