Kisruh dengan Garuda, Sriwijaya Air Kehilangan Pangsa Pasar 3 Persen
Salah satu penyebab penurunan tersebut adalah penyetopan layanan perawatan pesawat dari anak usaha Garuda Indonesia
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena mengungkapkan, pangsa pasar atau market share Sriwijaya Air group mengalami penurunan sebanyak tiga persen akibat kisruh kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia group tahun lalu.
"Market share turun dari 10 persen jadi sekitar 7 persen," kata Jefferson saat media gathering di kantor Sriwijaya Air, Tangerang, Senin (20/1/2020).
Salah satu penyebab penurunan tersebut adalah penyetopan layanan perawatan pesawat dari anak usaha Garuda Indonesia, yakni PT GMF Aero Asia Tbk.
Baca: Cerai dengan Garuda, Sriwijaya Air Beralih ke Bengkel Pesawat Lain
Baca: Akhir Januari, Sriwijaya Air Terbangkan Lagi Tiga Pesawatnya
Baca: Libur Imlek, Sriwijaya Air Sediakan Extra Flight ke Pontianak dan Pangkalpinang
Hal ini membuat beberapa pesawat Sriwijaya Air dan NAM Air tak beroperasi.
Jefferson menjelaskan, karena armada yang beroperasi berkurang, ada beberapa rute yang ditutup sementara. Di antaranya Jakarta-Malang dan Jakarta Bayuwangi.
Setelah berpisah dengan Garuda, pihaknya mengatakan akan fokus untuk memperbaiki pangsa pasar dan jumlah alat produksinya.
"Rencana perusahaan di 2020 yang diupayakan kembalikan jumlah armada yang serviceable. Jadi yang dalam perawatan bisa terbang lagi," kata dia.
Dia menargetkan, pangsa pasar Sriwijaya Air bisa mencapai 8 persen pada tahun ini. Maskapai di kelas medium ini menyasar pasar dari kalangan generasi milenial.
"Jadi kami tak muluk-muluk cukup realistis. Yang mungkin dicapai pangsa pasar jadi 8 persen. Target marketnya kita coba jangkau para milenials. Tetap kita lakukan dengan gunakan kapasitas yang ada saat ini. Kemungkinan besar tak tambah kapasitas tapi optimalkan yang ada," jelasnya.