Gagal Terbang karena AirAsia Batalkan Penerbangan Sepihak dan Tanpa Kejelasan, Pangi: AirAsia Arogan
Penumpang pesawat AirAsia rute Jakarta-Surabaya gagal terbang setelah maskapai itu membatalkan penerbangan secara sepihak dan tidak ada kejelasan.
Penulis: Sri Juliati
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembatalan sepihak yang dilakukan maskapai penerbangan sehingga membuat penumpang telantar, kembali terjadi.
Kali ini, sejumlah penumpang pesawat AirAsia rute Jakarta-Surabaya gagal terbang karena maskapai ini membatalkan secara sepihak dan tanpa ada kejelasan, Rabu (22/1/2020).
Mirisnya, pembatalan secara sepihak dilakukan saat sejumlah penumpang telah berada di bandara sehingga membuat mereka telantar.
Hal ini disampaikan Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago yang ikut menjadi korban.
Kepada Tribunnews.com, Pangi menjelaskan rencananya terbang dari Jakarta menuju Surabaya memakai pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan, QZ698.
Sedianya, pesawat itu terbang pada pukul 10.05 WIB.
Sayangnya, Pangi terpaksa menelan kekecewaan karena pihak maskapai membatalkan penerbangan tanpa alasan yang jelas.
Misalnya kerusakan pesawat yang jika dipaksakan akan berbahaya terhadap nyawa atau adanya masalah cuaca.
Pembatalan tersebut, kata Pangi, disampaikan lewat pesan singkat dan surat elektronik yang dikirimkan kepada penumpang beberapa jam sebelum keberangkatan.
"Urgent! Your AirAsia flight QZ698 (PNR: HVJ4GP) from CGK-SUB on 22Jan20 has been cancelled. Pls check your email for more info," demikian info pembatalan penerbangan yang dikirim AirAsia.
Sejumlah penumpang yang telah berada di bandara, termasuk Pangi pun kecewa.
Mereka mendatangi counter AirAsia di Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta penjelasan terkait keputusan AirAsia yang secara sepihak membatalkan penerbangan tanpa ada kejelasan yang memadai.
"Yang komplain banyak sekali, kami sempat antre dan disuruh menunggu duduk selama satu jam," ujar Pangi.
Alih-alih mendapat solusi yang memudahkan, Pangi dan penumpang lain kembali harus menelan kekecewaan setelah gagal terbang.