Jasindo Pasang Target Pendapatan Premi Rp 6,46 Triliun Tahun Ini
Target tersebut diwujudkan secara bertahap tahun ini sebesar Rp 6,46 triliun atau ekuivalen market share sebesar 8,5 persen.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribun, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang dikenal dengan Asuransi Jasindo menargetkan premi bruto sebesar Rp6,46 triliun di 2020.
Target tersebut disasar melalui beberapa strategi. Plt Dirut Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi menyebut strategi pertama yang dilakukan adalah perluasan market share dan peningkatan brand image melalui digital marketing.
“Perluasan pangsa pasar di tahun 2020, sejalan dengan grand design dari long term planning perusahaan, yang akan meningkatkan market share dari kisaran 8,2 persen di 2019 menjadi 10,5 persen di 2023," kata Didit dalam pernyataannya kepada Tribun, Senin(27/1/2020).
Target tersebut diwujudkan secara bertahap tahun ini sebesar Rp 6,46 triliun atau ekuivalen market share sebesar 8,5 persen.
Jasindo tahun ini akan membidik pasar kaum muda. “Di 2020, Asuransi Jasindo selain memperluas pangsa pasar pada existing market yaitu sektor korporasi dan dunia usaha, juga akan aktif memasuki pasar asuransi yang memang segmented dengan teknologi digital tersebut,” katanya.
Jasindo juga melakukan digital business process untuk mengurangi transaksi menggunakan uang tunai dan kampanye penggunaan uang elektronik.
Baca: Begini Proses Klaim Asuransi Barang Milik Negara Terdampak Banjir
Didit juga akan melakukan penjualan produk existing dan penambahan serta modifikasi produk yang memberikan hasil underwriting yang positif.
"Sejak 2019 Asuransi Jasindo sudah mengubah fokus kinerja dengan tidak hanya mengandalkan kepada pencapaian premi saja, tetapi juga menitikberatkan kepada kualitas hasil underwriting yang positif,” kata dia.
Semua strategi tersebut juga tidak luput dari peningkatan kualitas layanan kepada mitra usaha atau tertanggung, baik itu layanan akseptasi maupun layanan klaim.
Sejak 2019 Jasindo meng-upgrade pendekatan layanan kepada tertanggung, tidak hanya berbasis “Product Centric” tapi juga berbasis “Customer Centric”.
“Dengan pendekatan Customer Centric tersebut, pemahaman perusahaan atas tertanggung menjadi lebih komprehensif karena pelayanan pada tertanggung menjadi satu pintu,” ujarnya.