Dirut Bulog Sebut Stok Beras Nasional Masih ''Dihantui'' Mafia
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stok beras untuk pasar dalam negeri hingga hari ini masih aman.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stok beras untuk pasar dalam negeri hingga hari ini masih aman.
Menurut pria yang akrab disapa Buwas ini, Bulog saat ini masih mempunyai stok beras sebanyak 1,7 juta ton.
“(Stok) beras sangat aman, hari ini saya mengurai beras saya yang serapan dalam negeri, yang diserap gabah hari ini saya ekspor ke Saudi Arabia. Karena minimal dua bulan lagi saya harus serap, minimal serap 1,7 juta ton,” ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Baca: Jumlah Jemaah Haji Indonesia 2020 Akan Ditambah, Menag Minta Bantuan Jokowi Karena Kenal Raja Salman
Baca: Prediksi Susunan Pemain Manchester City vs West Ham Liga Inggris, Solusi Pep Guardiola
Baca: Pemerintah Pertimbangkan Kontrak Kerja WNI Kru Kapal Diamond Princess Sebelum Dievakuasi
Buwas menambahkan, berdasarkan prediksi Kementerian Pertanian, pada April 2020 para petani nasional akan memanen beras 7 juta ton.
Atas dasar itu, pihaknya harus segera mengalokasikan beras yang ada saat ini agar saat masa panen tiba beras para petani bisa terserap.
“Tapi kalau bisa keluarkan beras kita yang 1,7 juta ton, kalau keluar 1 juta ton, ya saya bisa serap di atas 2 juta (ton),” kata mantan Kepala BNN itu.
Kendati stok beras aman, Budi tak bisa memastikan aman dari permainan mafia.
Sebab, menurut dia, para mafia pandai memanfaatkan peluang yang ada, misalnya dari program pemerintah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Belum tentu aman dari mafia. Karena mafia mencari peluang terus. Dalam program BPNT misalnya, itu kan dimanfaatkan kelompok mafia,” ucap dia.
Sebelumnya, Budi Waseso pernah mengatakan, oknum atau mafia penyalur beras program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dapat meraup keuntungan hingga Rp 9 miliar per bulan.
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas membeberkan hasil penemuannya dari berbagai modus kejahatan yang dilakukan para penyalur beras BPNT.
Salah satunya yang dilakukan oknum tersebut adalah dengan mengoplos atau mengganti beras premium menjadi beras medium.
"Kalau setiap bulan kita rata-rata dari penyalur, mereka sudah dapat keuntungan Rp 9 miliar lebih. Saudara-saudara kita penerima BPNT harusnya terima 10 kilogram ini disunat hanya terima tujuh kilogram," kata Buwas beberapa waktu lalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buwas: Stok Beras Nasional Masih “Dihantui” Mafia"