Waskita Keluhkan Truk ODOL Buat Biaya Pemeliharaan Jalan Tol Membengkak
Herwidiakto mengatakan, truk ODOL bisa membuat biaya perawatan jalan tol semakin besar.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pemerintah tengah gencar menertibkan kendaraan berdimensi dan bermuatan lebih (over dimension and over loading/ODOL) di jalan tol.
Selain mengancam keselamatan berkendara, truk ODOL juga berpotensi membuat badan usaha jalan tol lebih merugi.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto mengatakan, truk ODOL bisa membuat biaya perawatan jalan tol semakin besar.
Baca: Waskita Divestasi 4 Ruas Tol Tahun Ini, Ini Daftarnya
Baca: Jakarta Kembali Kebanjiran, Warga Imbau Anies Baswedan Tak Cari Alasan: Masalahnya Ada di DKI
Baca: Pemerintah Bakal Negosiasi dengan Jepang Terkait Rencana Evakuasi 74 WNI di Kapal Diamond Princess
Hal itu dikarenakan jarak waktu perawatan yang harus dilakukan pengelola jalan tol menjadi semakin singkat.
"Kalau secara teoritis, membatasi truk ODOL bisa buat rugi karena traffic berkurang. Tapi ternyata daya rusak lebih besar jika truk ODOL masuk jalan tol, kita akan keluar biaya maintanance lebih dulu misalnya seharusnya 3 tahun jadi 1,5 tahun," kata Herwidiakto di sela acara Kampanye Keselamatan Jalan Tol di Plaza Tol Mertapada, Cirebon, Jawa Barat, Senin (24/2/2020).
Herwidiakto belum menyebutkan potensi kerugian pengelola jalan tol akibat fenomena truk ODOL tersebut.
Meski begitu, dia menjelaskan dengan banyaknya kendaraan berlebihan dimensi dan muatan, maka struktur jalan tol akan lebih cepat retak dan lendutan.
Sementara itu, berdasarkan catatannya, porsi truk ODOL yang melintas di beberapa ruas tol masih cukup besar hingga saat ini.
Sebagai contoh, untuk ruas Tol Kanci-Pejagan, dari 34 kendaraan yang masuk, 20 kendaraan diantaranya adalah truk dengan muatan berlebih.
"Dengan kampanye ini, apa yang bisa dijadikan strategic bussiness plan maintanance itu terjaga baik, sehingga kinerja BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) tak perlu minta subsidi pemerintah, bisa termanage dengan baik," ujar dia.
Herwidiakto juga meminta kesadaran dari pengusaha pemilik truk agar memerhatikan isu ODOL tersebut.
"Kesadaran itu bukan saja di driver, tapi pemilik truk. Jangan egois pikirkan common practice atau biaya jadi mahal. Padahal harus tinjau kalau lewat tol, dia jarang ngerem kan otomatis rem awet, mesinnya. Dia tidak rasakan itu. Biaya operasional kalau lewat tol 70 persen lebih efisien," kata dia.