Boeing Terseok, Pelanggannya Batalkan 150 Pesanan Jet di Tengah Krisis Corona dan Bencana 737 MAX
Perlu diketahui, maskapai penerbangan Brazil, Gol telah membatalkan 34 pesanannya untuk pesawat berbadan sempit
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Turunnya permintaan terhadap perjalanan udara akibat pandemi virus corona (Covid-19) secara global telah menyebabkan pembatalan secara besar-besaran pada pemesanan jet oleh para pelanggan Boeing.
Ini tentunya menambah kerugian bagi produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu setelah mengalami krisis terkait produksi MAX 737.
Baca: Boeing Perpanjang Penutupan Pabrik di AS Akibat Covid-19
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (16/4/2020), perusahaan tersebut mengatakan bahwa 150 pesanan untuk 737 MAX jet telah dibatalkan pada Maret lalu.
Ini merupakan pembatalan terbesar yang terjadi dalam satu dekade.
Perlu diketahui, maskapai penerbangan Brazil, Gol telah membatalkan 34 pesanannya untuk pesawat berbadan sempit.
Sementara perusahaan leasing Avolon membatalkan pesanan untuk 75 lainnya.
Boeing juga melaporkan bahwa ada 41 pesanan yang dibatalkan untuk kategori jet pada Februari lalu.
"Kami bekerja sama dengan para pelanggan kami yang banyak di antaranya secara signifikan menghadapi tekanan keuangan, untuk meninjau rencana armada mereka dan melakukan penyesuaian jika memang diperlukan," kata pabrikan itu dalam sebuah pernyataan resminya.
Pandemi virus corona ini menjadi bencana susulan pasca 737 MAX di-grounded selama lebih dari setahun karena menjadi penyebab dua kecelakaan penerbangan yang hanya berjarak beberapa bulan saja.
Boeing pun dikabarkan tengah berupaya untuk memperbaiki sistem keselamatan yang disebut menjadi penyebab dua kecelakaan fatal itu.
Sementara itu, Analis ruang angkasa untuk Grup Teal, Richard Aboulafia mengatakan bahwa pembatalan seratusan pesanan tersebut bukan merupakan suatu kejutan.
Menurutnya, krisis corona saat ini jauh lebih serius bagi Boeing dibandingkan masalah sebelumnya terkait upaya mereka dalam memperoleh persetujuan agar 737 MAX bisa terbang lagi.