Pandemi COVID-19: Mentan Klaim Stok Beras Aman Hingga Akhir Mei
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim ketersediaan stok beras untuk masyarakat Indonesia tercukupi hingga akhir Mei 2020.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim ketersediaan stok beras untuk masyarakat Indonesia tercukupi hingga akhir Mei 2020.
Syahrul menerangkan, dari neraca pangan nasional, ada tiga opsi dalam membaca bagian pasokan beras selama Ramadan hingga lebaran.
Meski dengan perhitungan berbeda, dia mencatat masih ada kelebihan stok beras hingga akhir Mei.
"Neraca bagus, terkendali dan tersedia. Ada 3 opsi yaitu optimis, moderat, dan pesimistis [paling buruk]," kata Syahrul saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Baca: Survei Median: Anies Baswedan Dinilai Paling Baik Tangani Wabah Corona
Baca: Ganindra Bimo Dapat Perlakuan Tak Enak dari Pelayan Restoran Saat Istrinya Positif Covid-10
Kata Syahrul, untuk versi optimistis, neraca pangan pada Februari mencatat ada stok beras sebesar 3,5 juta ton.
Selanjutnya, periode Februari hingga Mei, diperkirakan produksi beras nasional bertambah 12,4 juta, belum lagi stok di Bulog, dan stok di penggilingan yang kurang lebih jumlahnya totalnya menjadi 15 juta ton beras.
"Kebutuhan kita 7,6 juta ton beras. Produksi ada karena puncak panen maka sisanya 8 juta ton. Ini untuk optimisnya," kata dia.
Baca: Wali Kota Bekasi Curhat, Warganya yang Meninggal Sudah Ratusan, Tapi Kesadaran Tetap Kurang
Selanjutnya penghitungan versi moderat, dia menuturkan, dari stok yang ada pada Februari, produksi beras akan diturunkan 4% atau sekitar 11 juta ton saja, lalu ditambah Bulog dan penggilingan jadi totalnya 13,5 juta, dikurangi kebutuhan 7,9-8 juta ton maka ada masih ada sisa 7 juta ton beras.
Terakhir untuk perhitungan versi pesimistis atau terburuk, stok tercatat 3,5 juta ton dengan produksi sekitar 11,2 juta ton.
Sementara itu, angka kebutuhan dinaikkan menjadi 8,3 juta ton, maka akan ada kelebihan pasokan hingga 6 juta ton beras hingga akhir Mei 2020.
"Data ini sudah divalidasi sampai daerah. Mulai dari penginderaan jarak jauh, satelit yang dilakukan dengan video conference bersama seluruh Kabupaten Kota yang hasilnya sama. Yakni 3 bulan ke depan ketersediaan beras aman," tutur Syahrul.
Meski pasokan beras aman, kata Syahrul, ada beberapa hal yang harus diwaspadai. Kementerian Pertanian tak hanya mengawasi pasokan beras, tapi juga ikut bertanggung jawab atas 11 komoditas pangan dasar.
Mulai dari jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging ayam, daging sapi, gula pasir, hingga minyak goreng. Ada tiga hal yang masih terus diupayakan pasokannya.
"Pertama bawang putih karena impor, gula pasir karena impor, ketiga daging sapi karena importir kita lockdown, penutupan pelabuhan sehingga terlambat pengiriman," katanya.
Meski begitu, pemerintah terus mengupayakan pasokannya. Misalnya untuk gula pasir tepatnya menjelang puasa atau 2-3 minggu terakhir sudah diterima pasokan gula pasir.
Bahkan Syahrul menyebut, prosesnya cukup kuat, ditandai dengan row sugar yang datang mencapai 280 ribu ton.