Siloam Siap Berikan Perlindungan Maksimal bagi Tenaga Medis Covid-19
Siloam telah menerapkan protokol penanganan pasien dan tenaga medis sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama beberapa bulan, dunia internasional diguncang wabah virus Corona atau COVID-19.
Di sisi lain, berbagai cerita pilu kepergian perawat atau tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19 membuat semua pihak tergerak membantu.
Grup Lippo pun memastikan bahwa keamanan dan kesehatan pekerja medis yang berada di garis depan penanganan Covid19 akan dilindungi dengan sebaik-baiknya tanpa kompromi.
Baca: Penampakan Laboratorium Wuhan yang Dituding AS Jadi Penyebab Virus Corona, Keamanan Berlapis
Baca: Tidak Hanya Via Online, Kartu Prakerja Gelar Pelatihan Tatap Muka Setelah Pandemi Usai
Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group mengatakan, Siloam telah menerapkan protokol penanganan pasien dan tenaga medis sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Bahkan, Siloam memberikan tunjangan tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.
Petugas medis juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) untuk memastikan kesehatan diri dan pasien. Juga, secara rutin melakukan pemeriksaan swab untuk mendeteksi kesehatan tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19.
Baca: Hari Pertama PSBB di Surabaya Raya Disambut Kemacetan Parah, Ini Foto-fotonya
Baca: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2020 untuk Kota Gorontalo
Bahkan, Grup Lippo juga mendatangkan alat bantu pernafasan atau ventilator agar penanganan Covid-19 oleh tenaga medis Siloam semakin optimal.
“Grup Lippo tidak kompromi dalam memberikan perlindungan terhadap tenaga medis di Siloam yang turut membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Kami juga memberikan tunjangan tambahan sekaligus memastikan petugas mendapat cukup istirahat,” ujar Caroline dalam keterangannya Senin (27/4).
Caroline mengatakan, berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), petugas kesehatan menghadapi risiko di dua kondisi. Pertama, akibat kekurangan alat pelindung diri, sehingga beberapa terinfeksi di rumah sakit. Kedua, terinfeksi di luar rumah sakit, di rumah atau komunitas mereka.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyebut, para tenaga medis terinfeksi karena pengenalan gejala COVID-19 yang lambat dan kurangnya pengalaman dalam menangani patogen pernapasan.
Tenaga medis juga terpapar akibat periode bekerja yang panjang dan istirahat yang kurang. Juga kurangnya alat pelindung diri.
Karena itu, sejalan dengan anjuran WHO, Siloam Grup memberi pelatihan tambahan kepada tenaga medis untuk benar-benar mengenali penyakit pernapasan.
Karena berdasar temuan WHO, banyak petugas medis terpapar Covid-19 dari ruang perawatan yang tidak menangani penyakit menular, atau ruang perawatan pasien lanjut usia.
Karena itu, Siloam juga menerapkan anjuran WHO dengan terus memberikan edukasi kepada petugas kesehatan tentang coronavirus, bagaimana penularannya dan bagaimana cara terbaik untuk melindungi diri.