Hingga 24 April 2020, BTN Telah Restrukturisasi Kredit 24 Ribuan Debitur Terdampak Corona
Bank Tabungan Negara (BTN) saat ini telah melakukan restrukturisasi kredit bagi 24.730 debitur yang terdampak pandemi
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) saat ini telah melakukan restrukturisasi kredit bagi 24.730 debitur yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19) dengan total nilai Rp 4,64 triliun hingga 24 April 2020.
Seperti yang disampaikan Direktur Finance, Strategy & Treasury BTN Nixon L Napitupulu dalam Rapat Dengsr Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, melalui video conference, Kamis (30/4/2020).
Saat ini proses pemberian keringanan cicilan terhadap para debitur pun masih terus berlanjut.
Mayoritas para nasabah yang memperoleh keringanan cicilan itu adalah debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Baca: Ini yang Dilakukan Buruh Saat Pandemi Covid-19 Bertepatan dengan May Day
Baca: BTN: Ada 5.000 Nasabah Ajukan Restrukturisasi KPR
"Sekitar 65 (hingga) 75 persen debitur BTN yang mengajukan restrukturisasi, merupakan debitur segmen Kredit Pemilikan Rumah subsidi," ujar Nixon.
Penyaluran kredit meningkat sebesar 4,59 persen per 31 Maret 2020, jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Terkait kinerja penyaluran kredit di kuartal pertama 2020, memang tercatat cukup baik.
Kendati demikian, sama seperti bank-bank BUMN lainnya, dampak corona mulai terasa sejak awal April ini.
BTN pun terkena dampaknya lantaran terjadinya penurunan permintaan terhadap KPR.
Perlu diketahui, kondisi keuangan Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) memang dilaporkan masih positif hingga periode Maret 2020.
Namun, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sekaligus Ketua Himbara Sunarso menyampaikan dalam RDP yang sama bahwa masalah keuangan mulai dihadapi sejak awal April hingga saat ini.
Ia mengakui kondisi bank-bank yang berada di bawah BUMN seperti Mandiri, BNI, BRI dan BTN mulai terkena dampak mewabahnya virus corona (Covid-19).
"Kondisi keuangan Himbara sampai Maret masih positif. Kami mulai terkena dampak mungkin setelah Maret, namun sekarang sudah terasa," kata Sunarso.