Menkeu Sri Mulyani: Jumlah Angka Kemiskinan Melonjak, Kembali ke 2011
dampak Covid-19 sangat besar karena jumlah kemiskinan langsung berbalik arah ke tahun 2011 dalam beberapa bulan saja.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, pandemi corona atau Covid-19 tidak hanya akan menghambat penurunan angka kemiskinan, justru membuat semakin melonjak.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sebelumnya menargetkan penurunan angka kemiskinan mencapai 8,5 persen sampai 9 persen untuk target 2020.
Namun, dalam sidang kabinet pagi ini dibahas bahwa jumlah angka kemiskinan akan naik gara-gara munculnya corona di Indonesia pada Maret.
Baca: Jubir Kemenhub: Tidak Ada Perubahan Aturan, Pelarangan Mudik Tetap Berlaku
Baca: Doni Monardo: Tidak Ada Perubahan Peraturan Tentang Larangan Mudik
"Covid-19 ini hanya terjadi dari mulai Maret sampai dengan Mei sudah menyebabkan lonjakan angka kemiskinan kita kembali lagi seperti tahun 2011," ujarnya saat teleconference bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Menurutnya, dampak Covid-19 sangat besar karena jumlah kemiskinan langsung berbalik arah ke tahun 2011 dalam beberapa bulan saja.
Karena itu, belanja-belanja pemerintah melalui bantuan sosial (bansos) menjadi salah satu upaya untuk menjaga agar kemiskinan tidak semakin melonjak.
"Akibat Covid-19 yang menimbulkan PHK dan juga berbagai macam penurunan dari kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Selain itu, jumlah pengangguran terbuka yang ditargetkan 4,8 persen sampai 5 persen, dengan adanya Covid-19 maka sulit tercapai.
"Seperti tadi disampaikan dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah muncul angka pengangguran melonjak 2 juta orang. Kita memang perlu untuk melakukan berbagai langkah-langkah untuk menjaga daya tahan dunia usaha dan langkah-langkah agar mereka tidak melakukan PHK," pungkasnya.