Dampak Corona, Pegadaian: Ada Pengusaha Gadaikan Mobil Alphard
Pegadaian (Persero) menyebutkan, banyak pengusaha menggadaikan mobil untuk mendapatkan uang tunai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak corona dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memukul hampir semua sektor dan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, tidak terkecuali dari kalangan pengusaha.
PT Pegadaian (Persero) menyebutkan, banyak pengusaha menggadaikan mobil untuk mendapatkan uang tunai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Plt Sekretaris Pegadaian R Swasono Amoeng Widodo mengatakan, jenis mobil yang digadaikan satu di antaranya yakni Toyota Alphard.
"Paling kecil Rp 50 juta, ada Rp 300 juta, dan Alphard Rp 400 juta," ujarnya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (7/5/2020).
Menurutnya, pengusaha-pengusaha ini sampai menggadaikan kendaraan mewah karena butuh uang, di sisi lain kalau menjualnya justru susah ketika ada pandemi corona atau Covid-19.
"Orang kaya cari duit biar arus kas mengalir. Terus barang yang ada sulit dijual, sehingga digadaikan," kata Amoeng.
Di sisi lain, ia menambahkan, dampak Covid-19 ke perekonomian bisa semakin parah apabila pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak dilonggarkan.
"Nanti bisa 3 bulan lagi hancur, menutup terminal bus sama bandara, bangkrut semua pemilik bus. Mobilisasi tidak ada, uang tidak ada, kalau selamanya begini maka PSBB akan merusak tatanan," pungkasnya.
Kalangan Pengusaha
Pegadaian menyatakan pihak yang banyak menggadaikan mobil saat ada saat ada pandemi corona atau Covid-19 adalah pengusaha.
Plt Sekretaris Pegadaian R Swasono Amoeng Widodo mengatakan, pengusaha menjaminkan kendaraannya karena butuh dana akibat terdampak Covid-19.
Baca: Selain Menyedapkan Masakan, Ternyata Jahe Juga Bermanfaat untuk Kecantikan
Baca: Jadwal Imsakiyah Kota Madiun dan Sekitarnya Jumat, 8 Mei 2020, Dilengkapi Doa Puasa Ramadhan
"Udah penuh (tempat gadai mobil), ramai mendekati lebaran dan ada Covid-19. Pengusaha perlu dana," ujarnya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (7/5/2020).
Amoeng merincikan, peningkatan terjadi sekira 29 persen dari Januari hingga sekarang untuk jumlah penjaminan kendaraan roda empat.
"Sementara untuk Maret sampai April saja peningkatannya 13 persen. Gudang di Jakarta paling banyak, yang lain tidak sebanyak di Jakarta," katanya.
Sementara itu, ia menambahkan, uang hasil menggadaikan mobil tersebut mayoritas digunakan pengusaha untuk konsumsi dan mempertahankan arus kas usaha.
"Sebanyak 40 persen untuk konsumsi, 40 persen untuk menyambung dari perusahaan. Penjualannya turun, sehingga untuk menghidupi usaha," pungkasnya.