Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasokan Minyak AS Melimpah, Penurunan Harga minyak Mentah Berlanjut

Rekor kenaikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan bertambahnya kasus baru Covid-19 membebani harga minyak.

Editor: Sanusi
zoom-in Pasokan Minyak AS Melimpah, Penurunan Harga minyak Mentah Berlanjut
ETF Daily News
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penurunan harga minyak mentah masih berlanjut pada Kamis (25/6) setelah jatuh lebih dari 5% pada sesi sebelumnya.

Rekor kenaikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan bertambahnya kasus baru Covid-19 membebani harga minyak.

Baca: WHO Sebut Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat Belum Capai Puncak

Melansir Reuters pukul 13.55 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2020 turun 26 sen atau 0,7%, menjadi US$ 37,75 per barel, setelah turun US$ 2,36 pada hari Rabu.

Sedangkan harga minyak Brent di ICE Futures turun 31 sen atau 0,8% menjadi US$ 40,00 per barel setelah jatuh US$ 2,32 pada hari Rabu.

Sehari sebelumnya, harga minyak mentah mencapai level tertinggi sejak awal Maret, tepat sebelum lockdown akibat pandemi Covid-19 dan perang harga Saudi-Rusia menghantam pasar.

"Harga minyak turun setelah data EIA mengisyaratkan pasokan jauh lebih tinggi dari yang diharapkan," kata Avtar Sandu, senior commodities manager di broker Phillip Futures yang berbasis di Singapura.

Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS pekan lalu melonjak 1,4 juta barel, jauh lebih tinggi daripada prediksi kenaikan 299.000 barel.

Berita Rekomendasi

Ini adalah rekor tiga pekan berturut-turut bagi penyimpanan minyak AS.

Namun, para analis mengatakan melonjaknya pasokan minyak 1,4 juta barel sebagian besar disebabkan oleh armada kargo Saudi yang dipesan oleh penyuling AS ketika harga merosot pada bulan Maret.

"Pasar sebelumnya mengabaikan angka persediaan yang jauh lebih tinggi dalam waktu belakangan ini ketika momentum kuat. Dengan kata lain, fakta telah sesuai dengan narasi yang ingin dilihat pasar," kata Jeffrey Halley, senior market analyst di OANDA.

Kekhawatiran tentang gelombang kedua kasus Covid-19 di beberapa negara bagian AS dan penyebaran infeksi yang cepat di Amerika Selatan dan Asia Selatan diperkirakan akan menutup permintaan bahan bakar.

"Tren terbaru di sana tidak menggembirakan," kata National Australia Bank's head of commodity research Lachlan Shaw.

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Harga minyak masih terus turun akibat melimpahnya pasokan minyak AS

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas