Brand Disarankan Lebih Adaptif Hadapi Disrupsi Teknologi
Perusahaan tidak hanya semakin kreatif dalam berfikir dan bertindak, namun juga konsisten dari upaya me-maintain digital brand secara berkesinambungan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Hasiholan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Era kenormalan baru atau New Normal boleh dibilang menjadi peluang sekaligus titik balik bagi semua sektor bisnis di Indonesia untuk kembali bangkit akibat dampak pandemi Covid-19.
Perilaku konsumen yang berubah, membuat pengelola brand harus terus melakukan adaptasi dengan perubahan perilaku konsumen di era new normal.
Laporan terbaru We Are Social menyebutkan, ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia pada 2020 atau naik sekitar 17 persen atau sebanyak 25 juta pengguna baru jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Angka tersebut merupakan 64 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia sebesar 272,1 juta jiwa.
Bagi para pengelola brand, tentunya kondisi New Normal ini harus segera disiasati dengan baik. Salah satu cara paling efektif adalah dengan membangun brand yang kuat dalam lingkup digital.
"Melalui strategi dan penerapan branding yang tepatlah sebuah brand dapat memenangkan kompetisi di tengah persaingan gelombang digitalisasi dan era new normal," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Tras N Co Indonesia di acara konferensi pers online Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 di Jaarta Kamis (25/6/2020).
Baca: Unik! Brand Baju Lokal Ini Kenalkan Busana Muslim Berteknologi APD, Ada Fitur Anti Airnya!
Dia menegskan, setiap brand perlu terus bergerak cepat dan lincah mengikuti arah perubahan lingkungan bisnis dalam menyongsong era revolusi industri generasi keempat saat ini.
"Kemajuan sebuah brand sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita untuk mampu adaptif terhadap perkembangan zaman, kemudian menghadirkan brand ke hadapan pelanggan potensial melalui cara yang mudah dan simpel,” jelasnya.
Baca: Jordi Onsu Percaya Diri Bangun Brand Kuliner Lokal
Dia menyebutkan, para peraih Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 telah beradaptasi dengan baik terhadap era disruptif teknologi saat ini.
"Mereka tidak hanya semakin kreatif dalam berfikir dan bertindak, namun juga konsisten dari upaya me-maintain digital brand secara berkesinambungan dalam membangun dan membesarkan mereknya," ujar Tri.
Baca: Era Digital, Lima Hal Ini Jadi Tantangan Korporat dan Pemilik Brand
Untuk menentukan para peraih Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 pihaknya melakukan Survei Indonesia Digital Popular Brand Index 2020 pada November 2019 – Januari 2020 kepada 154 kategori produk dan lebih dari 1.131 brand melalui tiga parameter penilaian yakni Search Engine Based, Social Media Based dan Website Based.
Dari hasil survei untuk 154 kategori tersebut, ditemukan masing-masing 10 kategori teratas dalam daftar Top of Digital Search, Top of Digital Awareness, Top of Digital Traffic dan Top of Digital Engagement.
Pada kategori Top of Digital Engagement didapati, urutan pertama di tempati oleh kategori Kosmetik dengan persentase 12,33%, sementara Smartphone dan Kopi Bubuk masing-masing di urutan kedua dan ketiga dengan persentase 11,25% dan 11,01%.
Selanjutnya ada kategori Oatmeal dengan persentase 10,32%, AC 10,32%, Air Minum Dalam Kemasan Beroksigen 10,14%, Obat Batuk 10,09%, Perusahaan Asuransi 8,56%, serta Kursi Kantor dan Sim Card Prabayar dengan masing-masing persentase mencapai 7,99% dan 7,99%.
Contoh brand yang berhasil menjadi juara digital dan meraih penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 adalah Campina (kategori Es Krim), Prudential (kategori Perusahaan Asuransi, Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan), Sanken (kategori Mesin Cuci dan Kompor Gas), Bank BNI (kategori Produk Tabungan, Mobile Banking dan Call Center Bank), Caladine (kategori Bedak Kesehatan), Sariayu (kategori Pelembab Wajah, Masker Wajah, Krim Pemutih dan Bedak Muka Padat), FiberStar (kategori Infrastruktur Service Provider).