Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Erick Thohir Minta BUMN Lebih Adaptif Agar Lebih Mampu Dorong Ekonomi

Sebelum Covid-19, di periode Februari 2020, ia masih optimis BUMN akan mampu memberi dividen besar ke negara.

Editor: Sanusi
zoom-in Erick Thohir Minta BUMN Lebih Adaptif Agar Lebih Mampu Dorong Ekonomi
Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat meninjau Rumah Sakit Pertamina Jaya, Rabu (11/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah segalanya, mulai dari cara bekerja dan bagaimana mengelola bisnis. Tak hanya sektor swasta, perusahaan BUMN pun terdampak.

Karena itu, dalam situasi tak normal dan penuh tantangan akibat Covid-19, semua pihak dituntut untuk menjadi lebih adaptif, juga melakukan berbagai terobosan out of the box agar ekonomi pulih.

Menteri BUMN Erick Thohir, menyampaikan, dampak pandemi Covid-19 terasa ke seluruh dunia, ini terjadi karena semua negara, perusahaan, sektor ekonomi, telah terkoneksi dalam jaringan global.

Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Pimpin Satgas Pemulihan Ekonomi dan Corona, Ini Tugasnya

Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Digugat Serikat Pekerja Pertamina

Sementara akibat Covid-19, semua dituntut menjaga jarak yang mengakibatkan ekonomi menjadi lambat.

Karena itu, langkah pemerintah untuk tidak mengambil kebijakan ‘lock down’ sudah tepat dengan tujuan menyeleraskan aspek kesehatan dan ekonomi.

Sehingga, di kuartal pertama ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,9% sementara sejumlah negara lain di periode sama ada yang sudah minus hingga 17%.

Dengan kebijakan new normal dibarengi menerapkan protokol kesehatan, Erick berharap ekonomi bisa semakin berputar.

Berita Rekomendasi

Erick optimistis, dalam beberapa bulan ke depan, ekonomi akan kembali pulih di kisaran 50% dan akan kembali normal 100% setelah vaksin ditemukan.

“Ekonomi harus mulai bergerak, dan kita yakini dalam beberapa bulan ke depan, maksimal ekonomi 50% akan kembali. Saat ini juga menjadi tantangan, melakukan adaptasi, berusaha mencari, mendapatkan uang tapi cost efisiensi juga dilakukan. Namun, ada banyak pekerjaan baru akibat Covid-19, yaitu digitalisasi, semua dipaksa berubah dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujar Erick, dalam acara Let's Talk From Home di aplikasi Maxstream yang dipandu artis Sophia Latjuba dan Gading Martin , dikutip Selasa (21/7).

Erick tak memungkiri, dampak Covid-19 juga terasa ke perusahaan BUMN. Sebelum Covid-19, di periode Februari 2020, ia masih optimis BUMN akan mampu memberi dividen besar ke negara.

Namun akibat Covid-19 semua berubah dimana mayoritas BUMN terkena dampak, dan dari sisi pertumbuhan terganggu. Ia menyebut, BUMN sektor digital, kesehatan, perkebunan masih bertahan.

“BUMN seperti pengusaha juga. Hanya 10 persen masih bertahan, sisanya berat. Karena itu saya juga tidak malu sampaikan ke DPR bahwa untuk deviden mungkin hanya seperempat. Namun program efisiensi, pengawasan manajemen BUMN terus dilakukan. BUMN juga dirampingkan agar efisien, dari 142 BUMN sekarang tinggal 107, jumlah komisaris juga dikurangi, supaya perusahaan sehat. BUMN kadang perlu melakukan back to basic, fokus di bisnis, expertise, agar bisa leading tanpa melupakan dua hal percepatan digital dan perbaikan sumber daya manusia,” jelas Erick.


Disinggung soal kritik, Erick menyebut hal itu bagian lumrah dari proses demokrasi dan ia mampu memilah mana kritik yang benar dan memiliki kepentingan.

Ia memastikan, sebagai menteri keberpihakan pada masyarakat luas dan loyal pada Presiden untuk menjalankan kebijakan sesuai blue print dan visi presiden dan dilakukan dengan terukur, karena BUMN harus berkontribusi, salah satunya dalam bentuk dividen.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas