5 Industri Pertahanan Bentuk Holding, Legislator NasDem: Strategi untuk Kuatkan Indhan Nasional
Visi dari holding tersebut, kata Zakky, adalah untuk menjadi industri pertahanan nasional yang kuat
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem Muhammad Farhan mengomentari rencana lima perusahaan industri pertahanan (indhan) milik pemerintah atau BUMN untuk membentuk holding.
Diketahui, lima perusahaan tersebut adalah PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, dan PT Dahan.
Menurutnya langkah tersebut baik adanya, karena merupakan strategi untuk menguatkan indhan nasional.
"Sangat baik (rencana ini). Langkah ini adalah sebuah strategi untuk menguatkan indhan nasional. Masing-masing anggota holding saling menguatkan dengan kompetensi masing-masing," ujar Farhan, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (27/8/2020).
Baca: Lima Perusahaan Industri Pertahanan Plat Merah Akan Bentuk Holding
Namun politikus NasDem tersebut menilai harus ada road map yang jelas untuk menjadikan indhan yang kuat dari holding tersebut.
Karena menurutnya sampai saat ini belum terlihat parameter pencapaian yang jelas, baik pencapaian masing-masing perusahaan tersebut sebelum menjadi satu holding maupun nantinya.
"Tentunya mereka harus membuat road map untuk menuju indhan yang kuat. Sampai sekarang kita belum lihat parameter pencapaian yang jelas, baik pencapaian sendiri-sendiri maupun pencapaian sebagai satu holding atau pengukuran pencapaian masing-masing peserta holding dan penetapan pencapaian saat jadi holding," kata Farhan.
Sebelumnya diberitakan, lima perusahaan industri pertahanan (indhan) milik pemerintah atau BUMN yakni PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT PAL, PT Pindad, dan PT Dahan berencana membentuk holding.
Baca: Tank Boat Antasena APC 30 Buatan Pindad Ditargetkan Selesai 2021
Holding tersebut nantinya akan dipimpin oleh PT Len Industri.
Direktur Utama (Dirut) PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin menjelaskan holding tersebut merupakan jawaban dari tantangan Presiden Joko Widodo terkait kemandirian indhan.
Visi dari holding tersebut, kata Zakky, adalah untuk menjadi industri pertahanan nasional yang kuat, maju, mandiri, berdaya saing, dan terkemuka di regional Asia.
Hal tersebut diungkapkan Zakky dalam diskusi virtual yang diadakan Jakarta Defence Studies (JDS) dengan tema 'Tantangan Perang Generasi Keenam Versus Kemandirian Industri Pertahanan' di Jakarta pada Rabu (26/8/2020).
"LEN sebagai pemimpin klaster industri pertahanan BUMN, di bawahnya ada PT DI, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana. Ini sedang berporoses kita menjadikan satu holding," kata Zakky.
Zakky mengungkapkan target dari masterplan holding tersebut hingga 2024 antara lain menjadi 50 besar indhan dunia dan mendukung essential force hingga 100 persen.
"Dan kontribusi domestik dari komponen lokal mencapai 50 persen," kata Zakky.
Zakky mengungkapkan ada empat inisiatif yang menjadi landasan holding tersebut dalam mengembangkan indhan BUMN.
Pertama menyelaraskan dan mengharmonisasikan komitmen indhan BUMN, pemerintah, dan para pengguna.
Kedua menjamin keunggulan alpahankam dengan membangun kompetensi.
Ketiga mengangkat keunggulan komersial dengan sinergi antar BUMN dengan menjadi satu klaster indhan sehingha memperkuat sisi finasial dan strategi bisnis ke depan.
"Lalu mengintegrasikan rantai pasok dan ekosistem dan indhan. Tentunya ini tidak mungkin BUMN bekerja sendiri. Ekosistem ini harus kita bangun dengansemua ekosistem yang ada di Indonesia termasuk BUMS," kata Zakky