Emas Diklaim Jadi Instrumen Investasi Paling Aman untuk Jangka Pendek, Apa Alasannya?
Emas kini menjadi salah satu instrumen safe heaven yang paling banyak diminati investor.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guncangan ekonomi yang terjadi akibat wabah tersebut, membuat investor harus memilih instrumen yang aman untuk penempatan dananya demi mengurangi risiko yang lebih besar.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, saat ini emas menjadi pilihan saat ini di tengah wabah Coronavirus.
Baca: Update Harga Emas Antam Kamis, 27 Agustus 2020, per Gram Capai Rp 1.019.000, Berikut Rinciannya
“Kalau orientasinya jangka pendek mengamankan aset makanya memang emas menjadi pilihan yang relatif yang paling aman," katanya saat diskusi betema Membidik Instrumen Investasi yang Cocok di Era New Normal, di Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Jika melihat sejarahnya, kata dia, sebelum terjadi pandemi saja, nilai emas nilainya stabil. Itu artinya nilai emas tidak banyak tergerus.
Baca: Solid Gold Berjangka Prediksi Sampai Akhir Tahun, Investasi Emas Tetap Jadi Primadona
Jika melihat ke belakang, saat krisis tahun 1997 – 1998, investor lebih banyak berburu dolar karena dianggap paling aman.
Namun kondisi saat ini berbeda. Justru emas kini menjadi salah satu instrument safe heaven yang paling banyak diminati investor.
Enny menegaskan bahwa saat pandemic global saat ini ekonomi Amerika juga sedang terkontraksi sangat dalam sehingga dolar tidak lagi menjadi lirikan para investor.
Vice President Kantor Wilayah (Kanwil) VIII Jakarta 1 PT Pegadaian (Persero), Rudy Kurniawan, membenarkan bahwa investasi emas menjadi pilihan yang tepat di saat kondisi pandemi.
Pasalnya tren harga emas terus mengalami kenaikan.
Pada tahun 2019 harga emas dalam satuan rupiah tumbuh 14,5 persen dari Rp. 625.000 menjadi Rp. 716.000 per gram.
"Kemudian pada semester I 2020, harga emas meningkat 16 persen dari Rp. 717.000 menjadi Rp. 832.000 per gram," katanya.
Rudy menambahkan keuntungan dari investasi emas lainnya yaitu liquid atau mudah dicairkan dalam bentuk uang serta lebih tahan terhadap inflasi.
Sebagai komoditas unggulan, harga emas dipengaruhi oleh faktor suplai dan demand. Dengan permintaan yang relatif terus bertumbuh serta produksi yang semakin langka dan mahal, maka emas terus berpotensi terjadi peningkatan harga.