Semester I, Radana Finance Bukukan Pendapatan Rp 56 M, Tekan Kerugian Lewat Efisiensi Biaya
Selama semester I 2020 perseroan masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 39 miliar
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan PT Radana Bhaskara Finance Tbk.(HDFA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 56 miliar di semester I 2020.
Nilai asset yang dibukukan tercatat mencapai Rp 952 miliar dengan nilai ekuitas di periode yang sama mencapai Rp 552 miliar dan nilai liabilitas Rp 400 miliar.
Namun kondisi pandemi Covid-19 membuat bisnis perseroan ikut tertekan.
"Selama semester I 2020 perseroan masih mencatatkan kerugian bersih Rp 39 miliar," ungkap Rizalsyah Riezky, Direktur Radana Finance di acara Public Expose Radana Finance 2020 di kantor pusat, Cibis Nine Building, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan (28/8/2020).
Rizalsyah menjelaskan, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersih dari sebelumnya sebesar Rp 105 miliar di periode sama tahun 2019.
Baca: Anak Muda Harus Terjun ke Sektor Pertanian, Peluang Bisnis Terbuka Lebar
Mengantisipasi kondisi industri pembiayaan dan perekonomian nasional yang kurang menguntungkan karena pandemi Covid-19, Perseroan telah menyiapkan berbagai langkah strategis.
Sejumlah langkah peningkatan kinerja terus digenjot. Antara lain Radana Finance terus melakukan langkah efisiensi di berbagai lini demi menekan berbagai beban biaya.
Baca: Perkuat Struktur Permodalan, Radana Finance Tinggalkan Otomotif, Garap Pembiayaan Syariah
Hasilnya, perseroan berhasil memangkas signifikan beban biaya dari Rp 266 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 102 miliar di periode yang sama tahun ini.
Sejak 2019, perseroan telah menggeser portfolio bisnisnya dari pembiayan ke sektor konsumtif ke pembiayaan produktif di 2020. Langkah lainnya adalah dengan merestrukturisasi pinjaman nasabah.
Hingga Juli 2020, Perseroan telah melakukan restrukturisasi sebanyak 7.056 nasabah dengan nilai pinjaman pokok sebesar Rp 87,76 miliar dengan 93,55 persen di antaranya merupakan restrukturisasi dengan objek pembiayaan motor.
Meski demikian, Perseroan tidak melakukan restrukturisasi pinjaman ke perbankan.
Untuk menggenjot kinerja bisnis.ke depan, Radana Finance telah melakukan transformasi operasional bisnisnya di sejumlah bidang. Antara lain, manpower, jaringan dan operasional.
Di bidang manpower, perseroan merombak struktur organisasi secara menyeluruh untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dan melakukan penyesuaian manpower untuk organisasi yang baru sesuai kebutuhan Perseroan.
Baca: Siswa Asal Indonesia Cetak Prestasi Gemilang di Kompetisi Bisnis Antar Pelajar se-Asia Pasifik 2020
Perseroan juga melakukan perekrutan pada posisi strategis, untuk mendukung bisnis.
Di bidang jaringan, perseroan menyesuaikan jaringan bisnis sesuai dengan perkembangan pembiayaan produktif, mengoptimalkan efisiensi biaya cabang, dan memindahkan kantor pusat dari sebelumnya l di Jakarta Barat ke Jakarta Selatan.
Di bidang operasional, perseroan mengembangkan infrastruktur ICT dan proses bisnis secara adaptif untuk mendukung perkembangan bisnis di era digital dan memastikan proses transformasi Perseroan berjalan dengan sistematis dan terintegrasi.
Hasil dari penerapan berbagai strategi di atas, Perseroan berhasil memangkas pengeluaran operasional secara signifikan, dari Rp 53,162 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 24,354 miliar semester I 2020.
Di bidang IT, tahun ini Radana baru saja mengimplementasikan integrasi big data dengan Radana Monitoring System (RMS) & Robotic Automation Process.
“Kami menyadari, perekonomian Indonesia dalam tantangan berat karena dalam bayang-bayang pandemi Covid-19. Meski demikian, sebagai perusahaan dengan pengalaman kuat selama puluhan tahun di industri multifinance, kami akan terus memperkuat posisi kami, sekaligus mendorong perekonomian dan masyarakat Indonesia agar terus berdaya dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Rizalsyah Riezky.
Arif Budiman, Direktur Radana Finance menambahkan, prospek industri multifinance di Indonesia akan semakin cerah ke depannya. Karenanya, dia yakin ke depan Radana akan mampu menangkap setiap peluang bisnis yang ada.
Sebelumnya, perseroan telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor pusat perusahaan pada hari yang sama dan menyetujui untuk menjaminkan dan/atau mengalihkan/melepaskan sebagian besar atau seluruh aset perseroan dalam rangka perolehan pinjaman dan/atau pendanaan.
RUPSLB juga menyetujui rencana Perseroan menerbitkan obligasi atau Medium Term Notes (MTN) atau surat hutang lainnya dan
menerima pengunduran diri Evy Indahwaty selaku direktur utama perseroan dan mengangkat Milokevin Wendiady sebagai direktur baru perseroan.