Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Riset Industri Realestat: Gerak Cepat Pemerintah Diperlukan untuk Pulihkan Sektor Properti

Arvin mendapat banyak laporan dari anggota REI jika semakin banyak pengembang yang susah melakukan akad kredit

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
zoom-in Riset Industri Realestat: Gerak Cepat Pemerintah Diperlukan untuk Pulihkan Sektor Properti
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta kembali menggelar riset realestat dengan sasaran survei para pengembang yang terdaftar sebagai anggota REI DKI Jakarta dengan lokasi proyek yang dikembangkan tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Riset dan survei yang dilakukan berkala setiap tahun tersebut merupakan salah satu program kerja strategis REI DKI Jakarta dibawah pimpinan Arvin F. Iskandar, Ketua DPD REI DKI Jakarta.

Arvin F Iskandar mengatakan, salah satu tujuan dari kegiatan riset dan survei yang dilakukan oleh DPD REI DKI Jakarta ini adalah untuk memberikan gambaran sekaligus memudahkan pelaku usaha dan konsumen dalam mengambil keputusan.

“Riset dan survei ini kami lakukan sendiri. Dari hasil riset, kami khususnya sebagai pelaku usaha bisa mendapatkan gambaran dan mengetahui persepsi para pengembang anggota. Sekaligus menjadi pedoman untuk merancang strategi pengembangan produk, sesuai profil industri. Sedangkan untuk pemerintah maupun stakeholder terkait lainnya, mereka bisa membuat kebijakan atau evaluasi tindakan untuk bisa menggerakkan roda ekonomi,” ujar Arvin.

Terkait hasil riset dan survei, Arvin mengatakan, hampir semua pengembang di Jabodetabek dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan penjualan. Namun pada akhir tahun 2019 sudah mulai membaik.

“Tahun lalu sebetulnya berat. Tetapi kami masih optimis dan itu tercermin dari hasil riset kami, bahwa 73 persen menyatakan bahwa kondisi realestat sama atau bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebanyak 61 persen menyatakan penjualan produk tahun 2019 sama atau bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya. Dari sisi regulasi dan dukungan pembiayaan demikian juga,” terang Arvin.

Berita Rekomendasi

Sebanyak 86,5 persen menyatakan bahwa suku bunga kredit memberikan dampak lebih baik bagi iklim usaha. 79,3 persen menyatakan pemerintah sudah cukup baik, bahkan sangat baik dalam menyediakan infrastruktur.

Kendati awal 2020 industri Realestat digempur pandemi Covid-19, Arvin berharap berbagai stimulus yang diberikan pemerintah bisa dieksekusi pelaku usaha.

“Hampir semua subsektor realestat terdampak. Okupansi hotel maksimum tinggal 15-20 persen. Demikian juga dengan ritel. Beberapa anggota kami yang kesulitan sudah meminta rescheduling hutang ke perbankan. Namun, tidak gampang,” keluhnya.

Baca: Perkuat Lini Bisnis KPR, Bank Mandiri Menggelar Festival Properti Online

Untuk jenis residensial, Arvin mendapat banyak laporan dari anggota REI jika semakin banyak pengembang yang susah melakukan akad kredit terkait persyaratan perbankan.

Beragam strategi untuk bertahan dilakukan. Diantaranya menekan biaya operasional semaksimal mungkin, gimmix marketing, serta pemberian subsidi bunga oleh pengembang.

“Gerak cepat pemerintah sangat diperlukan. Permudah perijinan. Kita tentu tidak berharap terjadi resesi. Pengembang harus kerja sangat keras untuk bisa bertahan."

"Akibat pandemi kondisi sebagian besar anggota terutama di DKI Jakarta semakin melemah akibat penurunan aktivitas ekonomi. Tingkat penjualan drop, sementara biaya yang harus dikeluarkan tetap,” ujar Arvin dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Kamis (10/9/2020).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas