Berorientasi Ekspor, Industri Baja Nasional Terus Dipacu
Pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan industri baja nasional dengan mendorong terciptanya iklim usaha industri yang kondusif dan kompetitif
Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
Perusahaan tersebut memproduksi baja lapis Zinc Aluminium, antara lain dengan merek Nexalume dan baja ringan TASO.
Sebelumnya, perusahaan tersebut telah mengekspor 100 kontainer baja aluminium dengan tujuan ke sejumlah negara, antara lain Australia, Thailand, dan Amerika Latin pada Agustus lalu.
Meski tetap produktif berproduksi saat pandemi Covid-19 PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari selalu mengutamakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, serta keamanan pekerja-pekerja di pabrik. Taufiek menyebutkan, perusahaan tetap harus mempertahankan kondisi zero case dengan pelaksanaan kegiatan industri yang memprioritaskan penerapan protokol kesehatan.
Baca: Ketua Satgas Covid-19: Khusus RS Wisma Atlet, Tower 6 dan 7 Masih Kosong
“Kami menilai upaya yang telah ditempuh PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari bisa menjadi contoh best practice bagi industri yang lain. Ini bagian dari upaya bersama untuk menjaga produktivitas industri dan ekonomi,” ujar Taufiek.
Kemenperin terus melakukan pemantauan atas penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja sektor industri, yaitu dengan mewajibkan perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri yang memegang IOMKI untuk melaporkan aktivitasnya secara rutin setiap minggu. “Sesuai aturan pemerintah, perusahaan juga diwajibkan melakukan monitoring terhadap seluruh karyawan guna mencegah penularan di dalam maupun luar area pabrik,” katanya.
Di kesempatan yang sama, CEO PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menjelaskan, PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari merupakan perusahaan penyedia Baja Lapis Zinc Aluminium dengan merek Nexalume dan Baja Ringan TASO.
Guna mendukung pemerintah dalam menekan penyebaran virus covid-19, perusahannya juga terus memonitoring kesehatan dan keamanan pekerja-pekerja di pabrik dan proyek selama masa pandemi ini. Protokol-protokol Covid-19 dijalankan secara ketat untuk mencegah penularan di area pabrik.
Dan saat ini sesuai anjuran pemerintah, perusahaan juga melakukan monitoring keseluruh karyawan untuk mencegah penularan di luar area pabrik.
“Protocol covid yang cukup ketat inilah yang membuat kami masih tetap bisa bekerja. Dan kebetulan bulan ini utilisasinya juga sangat tinggi. Sudah hampir 100 persen. Maka di hari ini kita bisa ekspor. Di bulan ini kita melepas ekspor ke Pakistan dan Thailand. Memang secara volume lebih rendah dari bulan Agustus lalu. Bulan lalu kita ekspor 3.000 ton. Tapi bulan ini hanya 1.200 ton. Kami memang mengurangi sedikit karena untuk pemenuhan di industry di dalam negeri dulu karena secara demand meningkat,” ujar Stephanus.
Untuk itu Stephanus mengapresisi kepada Kementerian Perindustrian yang memberikan izin mobilisasi IOMKI sehingga masih tetap bisa berproduksi. Ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada pihak kepolisian, khususnya dari Polres Metro Bekasi yang bisa memberikan keamanan dalam produksi mereka. Ia juga mengapresiasi dukungan semua pihak termasuk dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.