Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BPTJ Benahi Angkutan Umum dan Transportasi Non-Motorized

Dalam RITJ juga ditegaskan maksimal orang berpindah moda transportasi hanya tiga kali dalam sekali perjalanan.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in BPTJ Benahi Angkutan Umum dan Transportasi Non-Motorized
TRIBUNNEWS/REYNAS ABDILA
Siaran streaming BPTJ, Bijak Bertransportasi di Era Pandemi Covid-19, Selasa (15/9/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti menyampaikan masih mengejar target Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).

Menurut Polana, angkutan umum nantinya akan menjadi primadona di 2029.

"Ekspektasi kita nanti masyarakat akan dapat menggunakan angkutan umum 60 persen di 2029. Nanti ada tahap-tahapannya," kata Polana dalam siaran streaming Bijak Bertransportasi di Era Pandemi Covid-19, Selasa (15/9/2020).

Dia menerangkan waktu perjalanan terpanjang dari satu titik ke titik lain paling lama akan ditempuh 1,5 jam.

"Misalnya mungkin dari Bekasi (di jam sibuk) bisa tiga jam," tutur mantan Dirjen Perhubungan Udara tersebut.

Polana menambahkan dalam RITJ juga ditegaskan maksimal orang berpindah moda transportasi hanya tiga kali dalam sekali perjalanan.

Baca: PSBB DKI Jakarta: Goride Masih Beroperasi, Gocar Batasi Penumpang Hanya 2 Orang

Berita Rekomendasi

Nantinya, setiap daerah penyangga DKI Jakarta juga harus mempunyai simpul transportasi atau feeder.

"Intinya kami bangun fasilitas terintegrasi bisa bentuknya TOD, seperti di Singapura, kita harapkan bisa diaplikasikan di Jabodetabek," terang dia.

Baca: Ada PSBB, Transjakarta Hentikan Layanan Operasional Bus Wisata

Tidak hanya mendukung transportasi kendaraan, BPTJ juga memfasilitasi first mile dan last mile (perjalanan dari titik rumah sampai kendaraan umum dan titik akhir) sepanjang 500 meter yang telah tersedia dengan baik.

BPTJ menyadari fasilitas bagi pejalan kaki sangat dibutuhkan dalam mendukung sarana non motorized transportation.

“Di masa awal pandemi Covid-19 sangat baik karena transportasinya tidak banyak. Polusi berkurang. Kami ke depannya juga mengharapkan orang banyak menggunakan transportasi yang non motorized atau jalan kaki,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas