Jurus Perusahaan Pembiayaan Bertahan di Tengah Pandemi
perusahaan juga diharapkan membuat langkah inovatif pembiayaan dengan mengembangkan kapasitas finansial
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gejolak perekonomian yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia juga dirasakan seluruh perusahaan di industri pembiayaan.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan pembiayaan adalah menjaga arus kas perusahaan selama masa pandemi ini.
“Bagaimana menjaga cash flow dan collection harus baik agar perusahaan bisa terus berjalan. Walaupun buying power saat ini juga menurun, tapi tetap harus ada booking yang bagus agar cash flow perusahaan ini tetap baik,” kata Suwandi, Jumat (25/9/2020).
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi kredit bagi perbankan dan perusahaan pembiayaan.
Namun tak hanya berhenti disitu, perusahaan juga diharapkan membuat langkah inovatif pembiayaan dengan mengembangkan kapasitas finansial dan juga peningkatan parameter manajemen risiko.
APPI menilai sudah semestinya seluruh perusahaan pembiayaan memiliki strategi mitigasi yang baik untuk dapat bertahan di era pandemi ini.
Baca: Ekonom: Semua Negara Berpeluang Resesi, Bedanya Hanya Tingkat Kecepatan untuk Pulih
Dia optimistis bahwa industri multifinance dapat kembali stabil di tahun depan jika strategi yang dilakukan berjalan dengan efektif.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga menyebutkan perusahaan telah secara aktif menjalankan persiapan lengkap untuk menjawab tantangan di masa pandemi.
"Persiapan tersebut di antaranya melaksanakan arahan OJK dalam melaksanakan kebijakan restrukturisasi, meningkatkan risk management, dan memperkuat kompetensi karyawan," kata Efrinal.
Sesuai dengan arahan OJK, hingga Juli 2020, Akulaku Finance telah merestrukturisasi 13.876 debitur dengan total pinjaman mencapai Rp 47,3 miliar, dari keseluruhan nasabah yang mengajukan keringanan mencapai 36.478 nasabah.