Balitbanghub Gandeng ITS Mengkaji Solusi Pemulihan Transportasi Perairan di Tengah Pandemi
sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan ekonomi tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), bekerja sama mencari solusi strategi adaptasi dan pemulihan transportasi laut, sungai dan penyeberangan di tengah Covid-19.
Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan ekonomi tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara.
"Sektor maritim bahkan berperan sebagai pemersatu wilayah, yang tersebar di Indonesia. Maka dari itu, perlu adanya pemulihan bisnis sektor transportasi perairan pada saat dan pasca Covid-19," kata Hayati dalam keterangannya, Rabu (30/9/2020).
Baca: Bupati Morotai: Program Tol Laut Belum Dapat Dinikmati oleh Pengusaha Kecil
Menurut Umiyatun, di tengah andemi saat ini sektor transportasi laut mengalami penurunan sebesar 30 persen pada kuartal kedua.
"Oleh karena itu kami bersama ITS bekerjasama mencari jalan keluar melalui kajian bersama, untuk pemulihan sektor transportasi ini.
Baca: Menhub: Program Tol Laut Bisa Hilangkan Disparitas Harga di Wilayah Pelosok
Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, kondisi sektor transportasi laut sejak Mei 2020 sudah mengalami peningkatan baik dari segi penumpang dan logistik.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo menyebabkan, peningkatan ini karena luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar dan membuat kebutuhan akan logistik serta mobilitas cukup tinggi di angkutan laut.
Ia juga mengungkapkan, bahwa layanan logistik dan penumpang harus tetap berjalan sehingga ekonomi juga tetap bisa bergerak.
"Tetapi operasional angkutan laut saat ini harus menerapkan protokol kesehatan, dan itu diawasi ketat oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," kata Agus.
Selain itu Agus juga menjelaskan, untuk mendukung operasional angkutan laut pihaknya telah memberikan relaksasi terhadap operator untuk sertifikasi kapal, perijinan dan yang lainnya.
"Kita berikan penundaan, supaya mereka tetap dapat beroperasi dengan baik, bahkan kami juga telah memaksimalkan pelayanan dengan sistem online," ujar Agus.
Hasil dari kajian ITS dan Balitbanghub, ada rekomendasi perlunya stimulus untuk kembali memulihkan kondisi transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan ini.
Rektor ITS Mochammad Ashari mengatakan, bahwa terdapat beberapa instrumen yang telah dikemukakan, salah satunya subsidi kepada operator dengan optimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Seperti berupa keringanan penangguhan pembayaran pajak, pembebasan biaya kepelabuhanan, relaksasi pinjaman, ataupun subsidi terkait biaya penerapan protokol kesehatan.
Menurut Ashari, tanpa adanya relaksasi atau bantuan dari pemerintah maka bisnis kapal dan penyeberangan akan sulit untuk bangkit di tengah pandemi.