BPS: September 2020 Terjadi Deflasi 0,05 Persen, Tertinggi di Timika
Dari 90 kota IHK yang dipantau BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, data inflasi pada September 2020 dari sisi perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya penurunan.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September tahun 2020 ini terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.
"Terjadinya deflasi sebesar 0,05% pada September tahun 2020 ini maka tingkat inflasi pada tahun kalender atau year to date (ytd) adalah sebesar 0,89 persen. Sementara, tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) adalah sebesar 1,42 persen," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).
Dari 90 kota IHK yang dipantau BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi.
"Deflasi tertinggi terjadi di Timika, di mana terjadi deflasi sebesar 0,83 persen. Sementara, deflasi terendah terjadi di tiga kota yaitu di Bukittinggi, Jember, dan Singkawang masing-masing terjadi deflasi sebesar 0,01 persen," kata Suhariyanto.
Baca: BI Perkirakan Terjadi Deflasi Lagi pada September 2020 Ini
Sebaliknya, dia menambahkan, tingkat inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Gunungsitoli dan terendah di Pontianak dan Pekanbaru.
Baca: Deflasi 2 Bulan Berturut-turut, BPS Sebut Permintaan Lesu Terhantam Covid-19
"Tertinggi di Gunungsitoli, di mana inflasinya adalah sebesar 1 persen. Sementara, inflasi terendah terjadi di dua kota yaitu Pontianak dan Pekanbaru, di mana masing-masing terjadi inflasi sebesar 0,01 persen," pungkasnya.