Ekonomi Desa Paling Tangguh di Masa Pandemi, Dorong Anak Muda ke Sektor Pertanian
Ekonomi pertanian masih sangat baik di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang kontraksi pada kuartal kedua.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi menyatakan desa-desa di seluruh Indonesia tangguh di masa pandemi Virus Corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan Budi Arie saat berbicara dalam webinar Young Organic Festival 2020, Rabu (28/10).
"Di masa pandemi Covid-19 ini, fakta membuktikan desa memiliki ketangguhan dan daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19," tegas Budi Arie.
Ekonomi pertanian masih sangat baik di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang kontraksi pada kuartal kedua.
Baca juga: Saatnya Anak-anak Muda Indonesia Jadi Penggerak di Sektor Pertanian
Angka pertumbuhan ekonomi pertanian masih positif di angka 2,19 persen.
Bahkan, kata Budi Arie, pada masa pandemi sekarang ini, sektor pertanian di Indonesia sendiri secara keseluruhan tumbuh paling tinggi 16,24 persen secara tahunan.
Dengan pertumbuhan ekonomi pertanian yang masih positif ini, diharapkan anak-anak muda Indonesia menyadari sektor pertanian adalah sektor yang masih menjanjikan.
"Kita optimistis ketahanan pangan, kemajuan sektor pertanian, bisa diwujudkan oleh seluruh desa-desa di Indonesia terutama bila anak-anak mudanya turun kembali ke desa-desa," ucap Budi Arie.
Baca juga: Inovasi Pertanian Berbasis Air Laut, Marine Aquagriculture Bisa Produksi Pangan Secara Masif
Budi Arie meyakini, membangun desa adalah membangun wajah masa depan Indonesia.
"Masa depan Indonesia ada di desa," kata dia.
Dorong Anak-Muda
Menurut Budi, krisis pertanian atau krisis pangan yang terjadi di Indonesia bukan disebabkan negara ini kekurangan lahan yang subur.
Melainkan karena krisis jumlah petani itu sendiri. Saat ini baru sekitar 3,5 persen anak muda yang bergerak di sektor pertanian di Indonesia.
Tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi dengan 190 juta kaum muda.
Budi Arie mengatakan, anak-anak muda harus kembali ke sektor pertanian, menggarap dengan sebaik-baiknya 190 juta hektar lahan dari Sabang sampai Merauke.
Baca juga: Produksi Pertanian di Sigi Lebih Maksimal berkat Dukungan RJIT
"Karena Indonesia harus jadi produsen utama bagi tanaman pangan dan tanaman-tanaman organik di masa-masa yang akan datang," kata Budi Arie.
Anak muda diharapkan bisa menjadi pelopor, penggerak, bagi perubahan sektor pertanian bangsanya sendiri.
Budi Arie memaparkan, dalam sejarah telah dikatakan dan dicatat, seluruh perubahan di dunia hanya dilakukan oleh anak-anak muda.
Menurutnya tidak ada perubahan besar di belahan dunia manapun yang tidak digerakkan dan dipelopori oleh anak muda.
Atas dasar itu, Budi Arie mendorong anak muda harus kembali ke sektor pertanian mulai dari sekarang.
"Orang tua secara alami pasti akan digantikan oleh yang muda," ujarnya.
Budi Arie menjelaskan, saat ini ada sebanyak 74.593 desa yang menunggu untuk diberdayakan oleh anak-anak muda yang tergerak menggeluti sektor pertanian.
"Penyelenggaraan Young Organic Festival 2020 ini harus dimaknai sebagai gerakan untuk melahirkan perubahan-perubahan baru, paradigman baru, dan semangat, energi, yang ada pada anak-anak muda dan generasi muda," ucap Budi Arie.
Kementerian Desa mengharapkan seluruh desa-desa di Indonesia bisa digerakkan dan dibangun oleh segenap anak-anak muda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Menurut data terakhir, ekonomi desa hanya menyumbang 14 persen dari gross domestic product (GDP) nasional.
Capaian ini tentu sangat memprihatinkan. Keseimbangan antara desa dan kota tidak bisa diselaraskan bila kesenjangan pembangunan tidak bisa diminimalisir.
Atas dasar itu Budi Arie mendorong agar anak-anak muda Indonesia berkenan kembali ke desa dan menjadi pelopor pertanian.
Utamanya agar desa-desa di seluruh Indonesia bisa memberi kontribusi yang lebih besar dari Kue GDP nasional.
"Karena itu paradigma dan konsepsi desa, sebagai basis produksi nasional, harus kita wujudkan, harus kita laksanakan sehingga desa menjadi tulang punggung utama bagi pergerakan ekonomi nasional," katanya.
Regenerasi Jadi Kunci
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko tidak yakin bila ada kecenderungan anak muda sudah mulai meninggalkan dunia pertanian.
Menurut Moeldoko, justru banyak anak muda saat ini meletakkan perhatian kepada dunia pertanian.
"Karena saya ikuti perkembangannya dari waktu ke waktu anak-anak muda ini concern dengan pertanian Indonesia," ucap Moeldoko di acara yang sama.
Moeldoko membenarkan pertumbuhan ekonomi pertanian sebesar 2,19 persen.
Namun, lanjut dia, data survei tenaga kerja nasional 2019 menunjukkan minat anak muda pada dunia pertanian masih paling sedikit.
Data tenaga kerja 2019 menunjukkan generasi milenial bekerja di bidang jasa keuangan dan asuransi 73,2 persen, jasa kesehatan 69,5 persen, jasa perusahaan 60 persen, jasa pendidikan 54,42 persen, industri pengolahan 53,6 persen, jasa lainnya 41,9 persen.
Sementara pemuda bekerja di bidang pertanian berada di urutan terbawah dengan 32,8 persen.
"Maknanya apa? maknanya memang perlu kita tingkatkan lagi," ujar Moeldoko.
"Peluang milenial di pertanian masih terbuka lebar, regenerasi petani menjadi kunci," sambung dia.
Moeldoko menyampaikan, para petani sudah menerapkan metode berbasis teknologi pertanian.
Salah satu contohnya yakni para petani Indonesia sudah banyak yang menggunakan artificial intelejen (A.I).
"Ini banyak dibuktikan oleh anak-anak muda, bagaimana memanfaatkan digitalisasi pertanian, pertanian yang mempunyai prinsip tinggi, contoh-contoh nyata ini jadi contoh semuanya bisa dilakukan melalui gadget kita," ucap Moeldoko.
Selain itu, banyak pula petani yang sudah menggunakan alat-alat seperti drone untuk keperluan menyemprot hama, menyemprot pupuk dan lain-lain. (lusius genik/tribunnetwork/cep)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.