Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Energy Watch: Jangan Gunakan Lagi Premium Supaya Hidup Makin Sehat

Sudah saatnya masyarakat meninggalkan BBM Ron Rendah seri Premium karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Editor: Sanusi
zoom-in Indonesia Energy Watch: Jangan Gunakan Lagi Premium Supaya Hidup Makin Sehat
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, karyawan SPBU COCO 41502.02 Sultan Agung Kota Semarang memakai pakaian ala pejuang kemerdekaan saat melayani para konsumen, Selasa (10/11). Untuk mencegan penularan Covid-19 petugas SPBU memakai masker, pelindung wajah, dan sarung tangan saat melayani konsumen Untuk mencegah penularan virus corona Covid-19. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah saatnya masyarakat meninggalkan BBM Ron Rendah seri Premium karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina mengatakan, selain dapat mengganggu lingkungan, BBM oktan rendah seperti premium akan membuat pembakaran di dalam mesin kendaraan menjadi tidak sempurna.

Ini terjadi, kata Adnan, karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar hanya hanya karena tekanan mesin bukan karena percikan api dari busi.

Akibatnya, selain menjadikan mesin mengelitik juga membuat banyak BBM terbuang dan menjadi emisi hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan nitrogen dioksida melalui knalpot.

"Bahaya BBM beroktan rendah seperti Premium akan mencemari lingkungan, yang pada ujungnya akan berdampak pula pada kesehatan manusia," ungkap Adnan dalam keterangannya Selasa (24/11).

Apalagi di jalanan yang padat kendaraan. Adanan menilai hal itu akan berisiko menyebabkan gangguan pernafasan.

Karena itu, langkah pemerintah bersama Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar ron tinggi, seperti Pertamax, sangat bagus untuk mengurus dampak buruk polusi.

Berita Rekomendasi

Penggunaan BBM ron tinggi, seperti Pertamax, kata dia, maka risiko pencemaran lingkungan yang hilirnya berdampak pula pada kesehatan manusia akan semakin rendah.

"Jadi, sangat tepat kebijakan untuk terus edukasi publik untuk tidak lagi menggunakan premium," ungkap dia.

Sementara, pengamat otomotif Jusri Pulubuhu menambahkan, jika terus diedukasi maka secara perlahan dampak buruk BBM oktan rendah akan disadari masyarakat. Begitu juga secara perlahan publik akan menyadari dampak positif menggunakan BBM Ron tinggi.

Untuk itu, pemerintah disarankan tak ragu untuk mulai sepenuhnya menyalurkan BBM Ron tinggi. Pemerintah sebenarnya hanya perlu melakukan stop produk BBM oktan dan cetane rendah.

Sudah saatnya, lanjut dia, masyarakat menggunakan BBM ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga, dampak buruk terhadap lingkungan juga lebih kecil, dibanding bahan bakar oktan rendah.

Baca juga: Muncul Wacana soal Penghapusan BBM Jenis Premium, Apa Kata Menteri ESDM?

"Hanya saja pemerintah perlu mempercepat, agar program ini terealisasi dengan cepat," ungkapnya.

Menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Premium bisa memicu penyakit mematikan seperti kanker.

Baca juga: Pengamat: Penghapusan BBM Premium Butuh Komitmen dan Kesepakatan Bersama

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas