Dukung Perkembangan Startup, MDI Ventures dan Finch Capital Luncurkan Arise Fund
Arise Fund didirikan untuk memberdayakan generasi baru pendiri startup, terutama yang muncul di tengah-tengah krisis ekonomi 2020 ini.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – MDI Ventures perusahaan modal ventura milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama dengan Finch Capital investor tematik tahap awal yang fokus pada teknologi keuangan, berkolaborasi meluncurkan Arise yaitu sebuah badan investasi dengan fokus pendanaan tahap awal bagi startup teknologi Indonesia.
Peluncuran Arise Fund ditandai dengan signing ceremony antara General Partner Arise yakni Aldi Adrian Hartanto dari MDI dan Hans De Back dari Finch Capital, disaksikan secara langsung oleh Wakil Duta Besar Belanda untuk Indonesia Ardi Stoios-Braken, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya, dan CEO MDI Ventures Donald Wihardja di Jakarta, Kamis (26/11/2020). Turut hadir menyaksikan melalui video conference Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar.
Wakil Duta Besar Belanda untuk Indonesia Ardi Stoios-Braken mengucapkan selamat atas peluncuran Arise Fund sebagai hasil dari kolaborasi perusahaan investasi milik Indonesia dan Belanda yang berpengalaman dalam mendukung perkembangan startup di pasarnya masing-masing.
Ia meyakini dalam beberapa waktu ke depan, akan ada peluang kerjasama Indonesia dan Belanda lainnya seperti Arise Fund.
Begitupun dengan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar melalui video conference CloudX menyambut baik kehadiran Arise Fund di tengah upaya transformasi teknologi dan digital yang digaungkan Pemerintah untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, “Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi yang besar untuk startup. MDI Ventures melihat dan memahami potensi tersebut sehingga kolaborasi dengan global partner seperti Finch Capital dapat mendorong investasi untuk pengembangan startup. Ini merupakan wujud komitmen TelkomGroup untuk menciptakan ekosistem teknologi digital yang sehat dan terus berkembang, demi memperkuat ekonomi digital Indonesia serta membangun sektor BUMN yang modern.”
Arise Fund didirikan untuk memberdayakan generasi baru pendiri startup, terutama yang muncul di tengah-tengah krisis ekonomi yang melanda di tahun 2020 ini.
Dengan target aset kelolaan sebesar USD40 juta, Arise Fund secara aktif membantu startup pra-seri A tidak hanya dalam hal pendanaan, tapi juga memberikan jalur yang jelas bagi startup untuk melakukan validasi, bertumbuh, berkembang, hingga melakukan exit.
“Arise Fund secara langsung membantu dalam mencocokkan produk startup terhadap pasar sehingga memudahkan mereka untuk menemukan strategi masuk pasar yang paling efektif. Kami memiliki beragam pedoman untuk memfasilitasi proses ini, yang dapat diterapkan dan disesuaikan dengan berbagai ekosistem teknologi yang berbeda, baik di Eropa, Asia, dan di Silicon Valley - wilayah-wilayah pasar di mana MDI Ventures dan Finch Capital aktif berinvestasi. Hal inilah yang membedakan Arise Fund dari investor tahap-awal lainnya di Indonesia,” jelas Aldi Adrian Hartanto dari MDI, selaku General Partner Arise.
Pada tahapan awal, startup dapat bergabung dengan inkubator Indigo Nation besutan Telkom untuk menemukan model bisnis yang berkelanjutan dan dapat dikembangkan. Arise Fund kemudian berperan mendukung perjalanan startup tersebut pada tahapan berikutnya.
Dalam hal ini, MDI Ventures akan membantu menghubungkan startup tersebut dengan berbagai bisnis yang dikelola oleh TelkomGroup dan perusahaan BUMN lainnya, sementara Finch Capital juga akan melakukan hal yang sama dengan daftar mitra korporat blue-chip yang dikelolanya. Berikut startup tersebut berpotensi untuk dapat menerima investasi dari Centauri Fund di tahapan seri A, kemudian lewat MDI Ventures di seri B dan selanjutnya, hingga akhirnya sukses melalui akuisisi atau IPO.
“Kehadiran Arise Fund ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital di Indonesia sehingga mampu mendorong Indonesia untuk maju menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara di tahun 2025 nanti,” tutup Ririek. (*)