Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 21 Desember 2020, Melemah ke Rp 14.180

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 21 Desember, Melemah ke Rp 14.180. Berikut kurs di Bank BCA, Mandiri, BNI, BRI, dan CIMB Niaga.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 21 Desember 2020, Melemah ke Rp 14.180
Kontan/Fransiskus Simbolon
ILUSTRASI. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 21 Desember, Melemah ke Rp 14.180 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Senin (21/12/2020).

Selain itu, dalam artikel ini juga dilengkapi kurs di Bank BCA, Mandiri, BNI, BRI, dan CIMB Niaga terbaru.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot dolar Rate (JISDOR) USD-IDR, rupiah hari ini melemah ke Rp 14.180 per dolar AS.

Hal ini menandakan mata uang garuda melemah 24 poin dibanding hari sebelumnya, Jumat (18/12/2020), yang berada di level Rp 14.146 per dolar AS.

Baca juga: Harga Emas Antam Senin 21 Desember 2020 Naik Rp 976 Ribu Per Gram, Berikut Rinciannya

ILUSTRASI. Karyawan money changer memperlihatkan mata uang dollar AS dan rupiah RI di salah satu money changer di Jakarta.
ILUSTRASI. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 21 Desember, Melemah ke Rp 14.180 (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)

Hal ini sejalan dengan keberadaan rupiah di pasar spot.

Mengutip Kontan.co.id, per pukul 10.02 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.145 per dolar AS.

Kurs rupiah spot ini melemah 0,25% ketimbang akhir pekan lalu yang berada di Rp 14.110 per dolar AS.

BERITA TERKAIT

Rupiah melemah dalam dua hari perdagangan terakhir.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini beriringan dengan pelemahan mayoritas mata uang Asia.

Baht memimpin pelemahan setelah adanya lonjakan kasus Corona hingga 548 kasus kemarin.

Otoritas Thailand menutup perbatasan provinsi dekat Bangkok.

"Sentimen pasar tersengat karena lonjakan virus di Asia, termasuk Thailand dan Australia," kata Christopher Wong, senior foreign exchange strategist Malayan Banking Bhd di Singapura kepada Bloomberg.

Wong mengatakan, lonjakan kasus baru ini membawa peringatan pada pengetatan sebelumnya yang menyebabkan tekanan aktivitas ekonomi.

"Selain itu ada potensi likuiditas pasar yang menipis menjelang Natal dan tahun baru serta rebalancing portofolio," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas