Kaleidoskop 2020: Optimisme Pemulihan Ekonomi di Tengah Utang yang Makin Menggunung
Perekonomian Indonesia di tahun 2021 diyakini akan mulai rebound alias berangsur pulih setelah terpuruk cukup dalam akibat pandemi selama 2020 ini.
Penulis: Choirul Arifin
Rinciannya, pinjaman yang berasal dari dalam negeri mencapai Rp 11,5 triliun dan pinjaman dari luar negeri sebesar Rp 814,05 triliun.
Sementara, sebagian besar dari sumber pembiayaan atau utang tersebut sebanyak 83,9 persen berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara.
Dari penerbitan SBN domestik, sebanyak Rp 3.891,92 triliun pembiayaan didapatkan dari instrumen SBN yang diterbitkan untuk pasar domestik, sementara sebesar Rp 1.193,12 triliun diterbitkan dalam denominasi valuta asing.
"Sepanjang tahun 2020, pemerintah telah melakukan upsizing penerbitan SBN untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang meningkat akibat pandemi, termasuk penerbitan SBN ritel yang disabut baik oleh masyarakat terutama generasi milenial," sebut laporan tersebut.
"Hal ini sesuai dengan kebijakan umum pengelolaan utang untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik," jelas Kemenkeu.
Pembiayaan APBN Naik
Kementerian Keuangan menyatakan, sampai dengan November 2020, pemerintah sudah melakukan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 1.104,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jumlah pembiayaan APBN ini meningkat 162 persen dibanding realisasi periode sama tahun lalu Rp 421 triliun.
"Ini agak di atas dari Perpres 72 Tahun 2020 yang sebesar Rp 1.039 triliun atau dalam hal ini terjadi kenaikan 162 persen dibandingkan tahun lalu yang pembiayaannya adalah sebesar Rp 421 triliun," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).
Sementara itu, pembiayaan utang untuk menutup defisit APBN yang mencapai Rp 883,7 triliun atau 5,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga naik 140,2 persen.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang sebesar Rp 1.065,1 triliun per November 2020 atau naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 443,4 triliun.
Sri Mulyani menyebutkan, ada sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Rp 221,1 triliun.
"Sampai dengan November 2020 ini kita mendapatkan atau masih memiliki SILPA sebanyak Rp 221,1 triliun," ujar Sri Mulyani.
Menteri Baru, Darah Baru