Michelin Akan PHK 2.300 Pekerja di Pabrik Prancis
Michelin harus mengurangi tenaga kerjanya di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) sebanyak hampir 1.500 sejak 2017 lalu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Produsen ban Michelin akan memangkas sebanyak 2.300 pekerjaan di seluruh fasilitas produksinya di Prancis.
Kendati melakukan pengurangan pekerja, tidak ada pabrik yang ditutup. Langkah tersebut dilakukan saat perusahaan ini berupaya memperkuat aktivitas di luar bisnis intinya.
"Rencana tersebut merupakan bagian dari pendekatan konstruksi bersama dan dialog sosial yang luas, ini akan bergantung pada negosiasi kesepakatan kerangka kerja tiga tahun yang tidak akan mengakibatkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Rencananya tidak bergantung pada penutupan pabrik," sebut Michelin dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Michelin Kembali Gulirkan Kampanye Keselamatan Berkendara Safe Mobility 2020
Dikutip dari Russia Today, Kamis (7/1/2021), produsen ban terbesar kedua di dunia ini kemudian menyatakan bahwa langkah tersebut akan mempengaruhi 1.100 posisi di kantor dan 1.200 posisi di pabrik.
Baca juga: Power 5 dan Anakee Adventure, Pilihan Baru untuk Ban Motor Sport dari Michelin
Sekitar 60 persen pengurangan akan dilaksanakan melalui mekanisme tidak mengganti pekerja saat mereka memasuki masa pensiun dan menawarkan pembayaran kepada pekerja yang ingin resign.
Jumlah pekerja yang terkena PHK ini setara dengan hampir dua persen dari tenaga kerja global Michelin.
Michelin harus mengurangi tenaga kerjanya di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) sebanyak hampir 1.500 sejak 2017 lalu.
Ini dilakukan di tengah persaingan ketat dengan produsen ban berbiaya rendah. Di Prancis, perusahaan tersebut saat ini mempekerjakan sekitar 20.000 orang.
Michelin mengaku akan menciptakan pekerjaan lain yang berfokus pada ban kelas atas, yang ditujukan untuk penggunaan pertanian, industri atau kompetisi.
Perusahaan juga berencana untuk semakin fokus pada sektor-sektor yang mencakup pengembangan hidrogen, pencetakan 3D, perekat, dan daur ulang plastik.
Pada 2030 mendatang, pabrikan ini berencana untuk menghasilkan 30 persen pendapatannya dari aktivitas yang tidak berfokus pada pembuatan ban.