Pasokan Kedelai Dinilai Aman untuk Kebutuhan Nasional di Tengah Lonjakan Harga Pasar Global
Perkembangan harga kedelai di Indonesia selama November 2019-Juli 200, lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Editor: Choirul Arifin
Dampaknya, harga kedelai di Indonesia pun merangsek dari Rp8.000-an/kg ke angka Rp9.000-an/kg sekarang.
Selain itu, perkembangan harga kedelai di Indonesia selama November 2019 - Juli 2020, lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Nilai kurs rupiah terhadap dollar AS relatif stabil, bahkan menguat sejak awal Agustus 2020. Sayangnya, harga kedelai di pasar global meningkat tajam sejak Agustus 2020 yang berdampak pada kenaikan harga kedelai di Indonesia.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo, mengatakan pemerintah telah melakukan operasi pasar di Sentra Semanan Jakarta pada Kamis (7 Januari 2021) sementara operasi di wilayah Jakarta Selatan telah dilakukan sejak Selasa (5 Januari 2021).
Sutaryo menuturkan kejadian ini bukan pertama kali. Tahun 2008 terjadi gejolak harga kedelai impor dari Rp3.300 ke Rp6.000 sehingga tukang tempe tidak produksi. Harga naik lagi tahun 2013. Kini, pada 2020 terjadi kembali.
Masalahnya sama, soal tidak adanya ketahanan pangan. Di sisi lain, pasar dunia mementingkan stok barang, supply & demand.
"Amerika senang kedelainya diborong oleh China. Kebutuhan kedelai China sekitar 90 juta ton per tahun, sedangkan Indonesia 2,6 juta ton setahun,” ungkap Sutaryo.