Nggak Banyak, Ini Beberapa Kecelakaan yang Libatkan Boeing 737-500 Seperti Sriwijaya Air SJ-182
The New York Times, Senin (11/1/2021) menyebut, Boeing 737-500 memiliki catatan keselamatan yang baik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Menurut laporan Boeing pada 2019, seri lainnya yang dimiliki Boeing, yakni 737-300 dan 737-400 telah mengalami 19 kecelakaan fatal selama lebih dari tiga dekade beroperasi, atau sekitar satu kecelakaan fatal untuk setiap empat juta keberangkatan.
Menurut Aviation Safety Network, empat kecelakaan fatal yang tercatat pernah melibatkan 737-500 adalah di Korea Selatan di 1993, Tunisia pada 2002 dan Rusia pada 2008 dan 2013.
Lalu maskapai di negara mana yang menerbangkann Boeing 737-500?
Boeing memproduksi 389 unit dari seri 737-500, sebelum akhirnya model ini dihentikan.
Menurut situs pelacakan Planespotters.net, sebanyak 100 unit masih digunakan oleh maskapai penerbangan kecil di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan, Iran, Nigeria, Rusia dan Ukraina.
Usianya Sudah 26,7 Tahun
Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta itu sudah berumur 26,7 tahun.
Pesawat ini diproduksi Boeing tahun 1994 dan bergabung di jajaran armada Sriwijaya Air sejak 2012.
Pesawat dengan call sign SJY182 ini tiba-tiba hilang kontak saat baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, menuju Pontianak, di atas perairan Pulau Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) siang.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Suryanto mengatakan pesawat jenis Boeing B737-500 tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1994.
"Jadi kurang lebih ya umurnya sekitar 25 sampai 26 tahun," ungkap Suryanto di Posko Crisis Center Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta kemarin malam.
Pasalnya, hingga kini KNKT masih mengumpulkan data di lapangan soal kondisi pesawat saat akan lepas landas.
Pesawat nahas tersebut baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak.
"Seharusnya berapa pun umur dari pesawat kalau ada maintenance secara bertahap sesuai yang berlalu di Dirjen Perhubungan Udara harusnya safe (aman)," ungkap Suryanto.