Nggak Banyak, Ini Beberapa Kecelakaan yang Libatkan Boeing 737-500 Seperti Sriwijaya Air SJ-182
The New York Times, Senin (11/1/2021) menyebut, Boeing 737-500 memiliki catatan keselamatan yang baik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Boeing 737-500 tidak menggunakan sistem anti-stall yang sama dengan 737 Max yang memicu kecelakaan Lion Air pada 2018 dan menewaskan 189 orang serta kecelakaan 737 Max di Ethiopia pada Maret 2019 yang menewaskan 157 orang.
Dua peristiwa kecelakaan yang akhirnya mendorong armada 737 Max di seluruh dunia harus digrounded dan mengakibatkan krisis bagi Boeing.
Boeing akhirnya memecat kepala eksekutifnya dan menyatakan pada tahun lalu bahwa 'dikandangkannya' Max akan menelan biaya lebih dari 18 miliar dolar AS.
Ini merupakan pukulan tajam bagi raksasa dirgantara AS itu, perusahaan ini bahkan makin terseok saat pandemi virus corona (Covid-19) melanda industri.
Pekan lalu, Boeing mengatakan telah setuju untuk membayar 2,5 miliar dolar AS, termasuk 500 juta dolar AS untuk ganti rugi terhadap korban.
Ini dilakukan untuk menyelesaikan tuduhan konspirasi kriminal terkait dugaan penipuan terhadap Administrasi Penerbangan Federal (FAA) atas evaluasi 737 Max.
Perlu diketahui, Boeing 737 Max yang bermasalah itu kembali terbang pada bulan lalu, dengan penerbangan komersial pertama pesawat tersebut dilakukan American Airlines Flight 718.
Penerbangan perdana ini dilakukan setelah FAA mencabut perintah penahanan terhadap 737 MAX pada November 2020.
Sebelum diizinkan untuk terbang lagi, setiap pesawat 737 Max harus memiliki kabel dan perangkat lunak yang dimodifikasi.
Bagaimana sejarah Boeing 737-500?
Boeing 737-500 diperkenalkan dengan dilakukannya pembelian 20 pesawat pada tahun 1987 oleh Southwest Airlines.
Sejarawan dari Southwest Airlines, Richard West menulis pada tahun 2016 lalu bahwa maskapai ini menggunakan model tersebut, dengan kapasitas 122, untuk secara lebih efisien melayani rute yang lebih panjang dengan jumlah penumpang yang lebih sedikit.
Southwest 737-500 terakhir terbang pada September 2016.
Berdasar historisnya, Boeing 737-500 adalah pesawat yang aman untuk diterbangkan.